81. UNDANG-UNDANG, PERATURAN ATAU PUTUSAN PEMERINTAH YANG WAJIB DIBATALKAN


Abdul Qohar

1. Kaidah fiqhiyyah: Putusan qodhi atau hakim itu dirusak atau dibatalkan bila bertentangan dengan dalil nash (al-Qur’an danal-Hadits), ijma’ atau qiyas jali (salah satu 4 dasar hukum syara’ tersebut). (Asybah wan Nazhoir)

2. Undang-undang pejabat pemerintah dibatalkan bila tertentangan dengan dalilqoth’i seperti al-Qur’an, sunah mutawatiroh atau ijma’ atau bertentangan dengan dalil zhonni yang jelas dilalahnya seperti khobar wahid dan qiyas jali. Qiyas jali adalah suatu qiyas yang dipastikan hilang pengaruh perkara yang membedakan antara asal dan cabang, tidak adanya pengaruhnya seperti qiyas memukul orang tua dengan berkata kotor (uff atau takfif) atau menjelaskan dalam asal pada ilat hukum. (al-Fatawi al-Fiqhiyyah)

3. Pengertian membatalkan hukum (naqdhu) adalah tidak sah hukum tersebut daripangkalnya. (al-Fatawi al-Fiqhiyyah)

4. Imamal-Qorofi berkata: putusan qodhi wajib dibatalkan bila tertentangan dengan kaidah kulliyah.

5. Ulama’Hanafiyah berkata: Hukum qodhi wajib dibatalkan bila merupakan produk hukumyang yang tidak memiliki dalil.

6. Imamas-Subki berkata: Undang-undang pemerintah yang bertentangan dengan sarat wakif(orang yang wakaf) itu bertentangan dengan nash. UU itu adalah hukum yang tidak memiliki dalil, baik nash wakif dalam wakaf itu nash yang jelas atauzhohir.

7. Imamas-Subki berkata: Peraturan pemerintah yang bertentangan dengan madzhab empat itu seperti bertentangan dengan ijma’ ulama’.

8. Putusanhakim tersebut wajib dibatalkan sebab jelas kesalahannya.

9. Kesalahanperaturan pemerintah ada 3 macam:
a. Kesalahandalam dzat hukum: sebab bertentangan dengan nash atau dasar-dasar hukum lain yang telah disebutkan.
b. Kesalahan dalam sebab hukum: putusan hakim sebab saksi yang bohong kemudian menjadi terkuak kebohongannya.
c. Kesalahandalam proses hukum: putusan pejabat negara sebab saksi kemudian menjadi ketahuansifat fasiknya. (Referensi al-Asybah wan Nazhoir)

10. Beberapa contoh produk hukum yang wajibdibatalkan:
a. Menghilangkan hak khiyar majlis dalammuamalah.
b. Menghilangkan bai’ aroya.
c. Menghilangkan hukum qishoh dalam pembunuhan dengan alat yang berat.
d. Menghilangkan hukum mati pada muslim sebab membunuh kafir dzimmi.
e. Hukum sah menjual budak wanita ummil walad.
f. Hukum sah nikah shighor.
g. Hukum sah nikah mut’ah.
h. Hukum sah nikah istri dari suami yang hilangsetelah 4 tahun.
i. Hukum mahram sebab persusuan setelah bayi mur2 tahun. (al-Fatawi al-Fiqhiyyah)

11. Profesi kelima adalah penguasa seperti imam a’zhom (presiden), qodhi, kepala departeman dalam menangani urusan muslimin. Tugas mereka dengan memenuhi semua hajat dancita-cita muslimin sesuai dengan hukum syara’ dan bertujuan ihlas itu afdhol dari pada beberapa wirid yang telah disebutkan. Tugas mereka adalah disiplin dalam memenuhi semua hak rakyat di siang hari dan hanya menjalankan sholat wajib saja serta menunaikan wirid sunah di malam hari. (Ihya’ Ulumiddin)

12. Tidak boleh taqlid pada hukum yang mana putusan qodhi dengannya itu dibatalkan. Yaitu hukum yang bertentangan dengan nash, ijma’,beberapa kaidah dan qiyas jali. (Ianatut Tholibin dan Bughyah Mustarsyidin)

13. Beberapa qodhi yang diangkat oleh para pejabatitu bila ahli mengambil putusan hukum maka urusannya jelas boleh dan bilamereka tidak ahli maka putusanya berlaku karena dhorurot walaupun mereka itu orang fasik. Wajib bagi kepala negara mengangkat qodhi yang paling sedikit sifat fasiknya ketika sifat fasik telah merata sebagaimana persamaannya dalam masalah beberapa saksi. Apabila para hakim itu membuat vonis sesuai dengan tuntutan Kitab al-Qur’an, sunahnabi dan ijma’ maka mereka bermaksiat dari segi kekurangan sebagian sarat yaitu sifat adil (‘adalah) dan mereka tidak disorot dari segi terlaksana bebera pahukum karena dhorurot yaitu kekosongan beberapa hukum. Apabila mereka membuat vonisdengan hukum yang dibatalkan putusan hakim di dalamnya maka tidak ragu dalam hal tidak terlaksana putusannya dan bertambah sifat fasiknya. Lebih-lebih bilamereka memakan harta suap (risywah) dan berbuai dalam beberapa kezholiman,namun tidak kufur kecuali menghalalkan hukum syara’ yang diijma’i ulama dalam keharamannya dan telah diketahui dari dalil agama secara pasti. (BughyahMustarsyidin)

الأشباه والنظائر - شافعي - (ج1 / ص 201)
يُنْقَضُ قَضَاءُ الْقَاضِي إذَا خَالَفَ نَصًّا أَوْ إجْمَاعًا ، أَوْ قِيَاسًا جَلِيًّا . قال القرافي : أو خالف القواعد الكلية قال الحنفية: أو كان حكما لا دليل عليه نقله السبكي في فتاويه قال : وَمَا خَالَفَ شَرْطَ الْوَاقِفِ فَهُوَ مُخَالِفٌلِلنَّصِّ وَهُوَ حُكْمٌ لَا دَلِيلَ عَلَيْهِ سَوَاءٌ كَانَ نَصُّه فى الوقف نَصًّا(صَرِيحًا) ، أَوْ ظَاهِرًا قَالَ وَمَا خَالَفَ الْمَذَاهِبَ الْأَرْبَعَةَ فَهُوَكَالْمُخَالِفِ لِلْإِجْمَاعِ . قال : و إنما ينقض حكمالحاكم لتبين خطئه و الخطأ قد يكون في نفسالحكم بكونه خالف نصا أو شيئا مما تقدم و قد يكون الخطأ في السببكان يحكم ببينة مزورة ثم تبين خلافه فيكون الخطأ في السبب لا في الحكم و قد يكون الخطأ في الطريق كما إذا حكم ببينة ثمبان فسقها و في هذه الثلاثة : ينقض الحكم بمعنى أنا تبينابطلانه فلو لم يتعين الخطأ بل حصل مجرد التعارض : كقيام بينة بعد الحكم بخلاف البينةالتي ترتب الحكم عليها فلا نقل في المسألة و الذي يترجح : أنه لا ينقض لعدم تبين الخطأ
إحياء علوم الدين - (ج 1 / ص350)
الخامس الوالي مثل الإمام والقاضيوالمتولي في أمور المسلمين فقيامه بحاجات المسلمين وأغراضهم على وفق الشرع وقصد الإخلاصأفضل من الأوراد المذكورة فحقه أن يشتغل بحقوق الناس نهارا ويقتصر على المكتوبة ويقيمالأوراد المذكورة بالليل

▷▷ Link Ngopi & Cangkruan : Caffeby Kiswah◁◁

0 Response to "81. UNDANG-UNDANG, PERATURAN ATAU PUTUSAN PEMERINTAH YANG WAJIB DIBATALKAN"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP