SEJARAH QURBAN ( Kitab Badai’ al-Zuhur )


SEJARAH QURBAN ( Kitab Badai’ al-Zuhur )

Oleh : غوس البيهقي

Ibn ‘Abbas meriwayatkan:

Suatu ketika Nabi Ibrahim as. bernadzar dalam hatinya andaikata ia memiliki anak laki-laki akan disebelih sebagai Qurban untuk Allah. Setelah berlalunya hari-hari dan malam, Nabi Ibrahim lupa dengan nadzarnya. Nabi Ibrahim dikarunia putera Ismail as. tepat 30 tahun sebelum kelahiran Ishaq as.

Suatu ketika dalam tidurnya, Ibrahim bermimpi ada sosok yang berkata kepadanya: wahai Ibrahim, Allah memerintahkanmu untuk menunaikan nadzar, yakni menyembelih putera-mu dengan tanganmu sendiri. Ibrahim as. terbangun dengan perasaan panik dan khawatir bukan main. Mimpi itu dialami oleh Ibrahim as. selama tujuh malam berturut-turut, inilah yang membuat Nabi Ibrahim as yakin dan berkeingingan untuk menyembelih puteranya.

Setelah Nabi Ibrahim merasa keinginannya untuk menyembeli puteranya Ismail as  sebagai Qurban atas perintah Tuhannya, Nabi Ibrahim mengajak puteranya: wahai Ismail puteraku, ambil dan bawalah bersamamu seutas tali dan pedang. Ismail as menimpali: apa yang akan engkau lakukan dengan pedang ini wahai ayahku?. Nabi Ibrahim menjawab: akan aku gunakan untuk menyembelih kambing sebagai Qurban kepada Allah. Keduanya lantas bergegas berangkat menuju lembah di dekat jurang Mina. Pada saat keduanya berjalan tiba-tiba Iblis terlaknat menampakkan diri pada Ismail as. dengan rupa orang tua. Ia pura-pura bertanya: ke mana engkau akan pergi wahai Ismail? Nabi Ismail as menjawab: menemani ayahku ber-Qurban kepada Allah. Iblis mencoba membujuk: apa engkau tau apa yang akan di Qurban-kan oleh ayahmu? Nabi Ismail as menjawab: tidak. Iblis berkata: dia (Ibrahim) ingin membunuhmu, aku datang ke sini untuk menasehatimu. Nabi Ismail as bertanya: ayahku hendak membunuhku atas kemaunnya sendiri ataukah perintah Tuhannya?. Perintah Tuhannya, jawab Iblis. Ismail lantas menimpali: bila memang itu perintah Tuhanku bagaimana mungkin aku bisa membantah?! Iblispun pergi dengan kegagalan.

Iblis yang tidak puas pun akhirnya terus membuntuti Ismail as, hingga ia melempari Iblis dengan kerikil sebanyak tujuh kali. Inilah asal-mula tradisi lempar jumrah dalam ibadah Haji. Sesampai di jalan setapak di atas gunung, Ibrahim as. duduk dan berkata kepada puteranya Ismail as: Allah memberi wahyu kepadaku untuk menyembelihmu, aku menyaksikan itu dalam mimpi selama tujuh malam berturut-turut. Dengan keteguhan Ismail as. menjawab: (wahai ayahku, lakukan apa diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk ke dalam orang-orang yang sabar). Iblispun duduk di atas gunung untuk melihat apa yang dilakukan oleh keduanya.

Nabi Ibrahmi as kemudian menidurkan puteranya dengan posisi miring perut kanan ada di bawah dan mengikat kedua kaki dan tangannya dengan tali. Ismail as kemudian berkata: wahai ayahku, jangan kau ikat kedua kaki dan tanganku dengan tali agar Malaikat nanti tidak berkata bahwa “Ismail resah dan tidak rela atas perintah Tuhannya”. Ibrahim as kemudian melepas ikatan tersebut. Kemudian Ibrahim as. Menaruh pedang di leher puteranya lalu menebaskannya ke leher Ismail berkali-kali. Anehnya, tebasan itu sama sekali tidak berarti, bahkan tidak menggores luka sedikitpun dileher Ismail as.

Kejadian tersebut membuat Malaikat langit dan bumi, burung, binatang-binatang serta ikan-ikan dilautan gaduh. Dengan penuh kerendahan mereka mengadu kepada Tuhannya: wahai Tuhan kami, berbelaskasihlah kepada orang tua ini (Ibrahim) dan berilah tebusan untuk anak kecil itu.

Ketika Ismail as. mengetahui bahwa pedang tidak ‘mempan’, ia kemudia menyeru: wahai ayahku, hempaskan lebih keras ke leherku. Pedang itu tiba-tiba membelot dari pangkalnya. Ismail as kemudian berkata: wahai ayahku, tengkurapkan aku, sebab bila melihat wajahku engkau akan merasa kasihan. Setelah ditengkurapkan, Ibrahim as dengan penuh kemantapan kembali menghempaskan pedangnya, tetapi lagi-lagi pedang sama sekali tidak mampu menggores leher Ismail as. Nabi Ibrahim merasa marah lalu membuang pedang dari tangannya.

Dengan kekuasaan-Nya kemudian Allah menjadikan pedang itu dapat berbicara. Ia berkata pada Ibrahim as: wahai Ibrahim, aku berada di antara kekasih (khalil) dan Dzat yang maha Agung (Jalil). Khalil berkata potonglah, tetapi Dzat yang maha Agung (jalil) berkata jangan engkau potong. Aku dari sisi Dzat yang maha Agung bukan dari kekasih. Bagaimana mungkin aku bisa memotong leher Ismail as sementara Nur Muhammad saw nampak berkilauan di dahi puteramu.

Kemudian Allah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim as: wahai Ibrahim (sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu, demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat baik, dan Kami tebus anak kecil itu dengan sembelihan yang besar). Tiba-tiba Malaikat Jibril menghampiri Ibrahim as dengan membawa domba hitam kepalanya berwana putih, kemudian berkata: ini adalah tebusan puteramu, ambillah ! Nabi Ibrahim as kemudia menerima dan menyembelih kambing tersebut sebagai tebusan puteranya Ismail as.

Dari kisah itu tersirat makna dalam syair:

إنا سمعنا مقالا قاله فطن * في اضيق الوقت يأتي الله بالفرج

Aku mendengar perkataan seorang yang cerdik * pada kondisi yang paling sulit Allah akan hadir dengan membawa kelapangan
Wallahu A’lam..

Catatan:

Terjadi perbedaan pendapat apakah yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim as adalah Nabi Ismail atau Nabi Ishaq. Sebagian ulama berpendapat yang akan disembelih adalah Nabi Ishaq as, ini juga pendapat yang dianggap unggul oleh ahli Taurat, tetapi yang masyhur adalah Nabi Ismail as.
Berdasarkan suatu riwayat, kambing yang disembelih oleh Nabi Ibrahim as adalah kambing yang dijadikan Qurban oleh Habil bin Adam as. Kambing tersebut Allah simpan dan tetap di taman surga untuk menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh nenek moyang dapat bermanfaat pada anak-cucu.

Kisah ini disadur dari kitab Badai’ al-Zuhur fi Waqai’ al-Duhur - Syeh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafiy

Teks arab Oleh : Gus Nafiel M

بدائع الزهور

KEMARIN · TEMAN

ﺛﻢ ﺇﻥ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺣﺎﻭﻝ ﺃﻥ ﻳَﻨﺤﺮ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﺎﻟﺴﻜﻴﻦ ﻋﺪﺓ ﻣﺮﺍﺕ ﻭ ﻫﻲ ﻻ ﺗﺆﺛﺮ ﻓﻴﻪ ﻭ ﻻ ﺗﺨﺪﺷﻪ .

ﻭﻋﻨﺪﺋﺬ ﺿﺠّﺖْ ﻣﻼﺋﻜﺔُ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ، ﻭ ﺿﺠﺖ ﺍﻟﻄﻴﻮﺭ ﻭ ﺍﻟﻮﺣﻮﺵ ﻭ ﺿﺠﺖ ﺍﻟﺤﻴﺘﺎﻥُ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻭ ﺍﻧﻄﻠﻘﺖ ﻛﻠﻬﺎ ﺗﺒﺘﻬﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭ ﺗﻘﻮﻝ : " ﺇﻟﻬﻨﺎ
ﻭﺳﻴﺪﻧﺎ ﻭﻣﻮﻻﻧﺎ ، ﺍﺭﺣﻢْ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﻴﺦَ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭ ﺍﻓْﺪِ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻄﻔﻞَ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ."

ﻭ ﻟﻤﺎ ﺭﺃﻯ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻜﻴﻦ ﻻ ﺗَﻔﻌﻞ ﻓﻌﻠﻬﺎ ، ﻗﺎﻝ ﻷﺑﻴﻪ : " ﻳﺎ ﺃﺑﺖ ، ﻛُﺒَّﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻲ ، ﻓﺈﻧﻚ ﺇﻥ ﻧﻈﺮﺕَ ﺇﻟﻰ ﻭﺟﻬﻲ ﺗَﺮﺣﻤﻨﻴﻮ ﻻ ﺗَﺠﺮﺅ ﻋﻠﻰ ﺫﺑﺤﻲ ."
ﻓﻜﺒّﻪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻪ ، ﺛﻢ ﻭﺿﻊ ﺍﻟﺴﻜﻴﻦ ﻭ ﺣﺰّ ﺑﻬﺎ ﻓﻠﻢ ﺗﻔﻌﻞْ ﻓﻌْﻠﻬﺎ ، ﻓﻐﻀﺐَ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭ ﺭﻣﻰ ﺍﻟﺴﻜﻴﻦَ ﻣﻦ ﻳﺪﻩ

POIN YG MENGGETARKAN

ﻓﺄﻧﻄﻖَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟﺴﻜﻴﻦَ ﻓﻘﺎﻟﺖ :" ﻳﺎ ﻧﺒﻲّ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺇﻥ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻲ ﺍﻗﻄﻌﻲ ﻭ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻲ ﻻ ﺗﻘﻄﻌﻲ ، ﻭ ﺃﻧﺎ ﻣﻦ ﻗﺒَﻞ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻻ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﻭ ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺤﺮُ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻭ ﺃﻧﺎ ﺃﺭﻯ ﻧﻮﺭَ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻳَﻠﻤﻊ ﻓﻲ ﺟﺒﻬﺘﻪ ؟ "

ﺛﻢ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﺃﻭﺣﻰ ﺇﻟﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺃﻥْ ﻳﺎ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ‏( ﻗﺪ ﺻﺪﻗﺖَ ﺍﻟﺮﺅﻳﺎ ﺇﻧﺎ ﻛﺬﻟﻚ ﻧﺠﺰﻱ ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﻴﻦ ‏) .

ﻛﺒﺶٌ ﻗﺮﻭﻧُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻫﺐ
ﺑﻴﻨﻤﺎ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻓﻲ ﺣﻴﺮﺓ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻩ ، ﺇﺫﺍ ﺑﺠﺒﺮﺍﺋﻴﻞ ﻗﺪ ﺃﺗﺎﻩ ﻭ ﻣﻌﻪ ﻛﺒﺶ ﺃﻣﻠﺢ ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ : " ﺍﺫﺑﺢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺒﺶ ، ﻓﻬﻮ ﻓﺪﺍﺀ ﻭﻟﺪﻙ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ".

FOKUS:

ﻭﻳﻘﺎﻝ ﺇﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻜﺒﺶ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﺟﺒﺮﺍﺋﻴﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻜﺒﺶ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪّﻣﻪ ﻫﺎﺑﻴﻞ ﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻗﺮﺑﺎﻧﺎً ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﺎﺩﺧﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺃﺑْﻘﺎﻩُ ﻳَﺮﺗﻊ ﻓﻲ ﺭﻳﺎﺽ ﺍﻟﺠﻨﺔ ، ﻟﻴﺒﻴﻦَ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻷﺟﺪﺍﺩ ﻳَﻨﻔﻊ ﺍﻷﻭﻻﺩ

ﻭﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻜﺒﺶ ﻓﻲ ﺣﺠﻢ ﺍﻟﻔﻴﻞ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ، ﻗﺮﻭﻧﻪ ﻭ ﺣﻮﺍﻓﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﺍﻷﺣﻤﺮ ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻴﻊ ﻋﻈﻢ ﺑﻞ ﻛﻠﻪ ﻟﺤﻢ ﻭ ﺷﺤﻢ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻠﻰ ﺑﺪﻧﻪ ﺻﻮﻑ ، ﻓﺬﺑﺤﻪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭ ﻓﺮﻕَ ﻟﺤﻤﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ . ﻭ ﻛﺎﻥ ﺫﺑْﺤُﻪ ﺑﻤﻨﻰً ، ﻓﺼﺎﺭ ﻓﺪﺍﺀ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻫﻨﺎﻟﻚ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ . ﻭﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ . ﻭﻗﺪ ﻋﺎﺵ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﺳﺒﻌﺎ ﻭﺛﻼﺛﻴﻦ ﺳﻨﺔ ، ﻭﻟﻤﺎ ﻣﺎﺕ ﺩُﻓﻦ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﻤﻴﺰﺍﺏ

↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

☆▷▷ Kalau Belum Jelas, Ada Yang Ditanyakan Atau Koreksi Kesalahan Langsung Menuju Tempat Ngopi & Cakruan Kami, Cukup Klik Disini ◁◁☆




0 Response to "SEJARAH QURBAN ( Kitab Badai’ al-Zuhur )"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP