NGAJI POSO : ZIAROH MAKAM ROSULULLOH & WISATA RELIGI BAG 2
NGAJI POSO NGOLAH ROSO LAN JIWO
▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔
Kajian : 14 ( Empatbelas )
Kitab : Hujjah Ahlussunah Wal Jama'ah
Bab : Menziarahi Makam Rasulullah SAW dan Berwisata Religi ( bag 2 )
☆ SINAU BARENG PGP-CKW-DS ☆
=============================
Assalamu'alaikum...lanjut bagian dua mas jhooon... terusannya kemarin..
▷ Hanya saja, ada segelintir orang yang melarang ziarah ke makam Rasulullah saw. Mereka menyusun berbagai buku karangan tentang persoalan ini dan berfatwa kepada umat Islam bahwa mengadakan wisata ziarah ke makam beliau saw tidak diperbolehkan, sedangkan wisata ziarah dalam rangka mengunjungi Masjid beliau untuk melakukan shalat di sana diperbolehkan.
▶ Dalil satu-satunya yang mereka tonjolkan pada setiap karya tulis dan fatwa mereka adalah sabda Rasulullah saw :
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ اِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ. اَلْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ مَسْجِدِي هَذَا وَ الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى. (رواه الشيخان البخاري و مسلم و غيرهما).
Artinya: “Janganlah kamu bersusah payah mengadakan wisata ziarah kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid-ku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsha” (HR Bukhari, Muslim dan selainnya).
▶ Imam Al-Ghazali mengatakan didalam kitab Ihya` Ulumiddin di bawah judul Kelebihan Kota Madinah al-Muawwarah atas Kota-kota lain, bahwa sekelompok ulama mengambil hadis Nabi di atas(=لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ اِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ , “Janganlah kamu mengadakan wisata ziarah kecuali ke tiga masjid”) sebagai dalil larangan melakukan wisata ziarah mengunjungi makam-makam pada umumnya, serta makam para ulama dan shalihin. Saya tidak tahu, kenapa persoalannya menjadi seperti itu, yang jelas, melakukan ziarah sebenarnya diperintahkan.
⇨ Rasulullah saw bersabda :
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ, فَزُوْرُوْهَا, وَ لَا تَقُوْلُوْا هُجْرًا.
Artinya: “Aku (dulu) pernah melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarah kuburlah, dan jangan mengucapkan perkataan kotor.”
Hadis Nabi saw yang mereka jadikan dalil tersebut hanyalah menjelaskan masalah “masjid”,[7]sedangkan “makam” tidak dapat disamakan atau diartikan sebagai “masjid”, karana masjid-masjid selain ketiga masjid yang disebutkan didalam hadis diatas memiliki nilai yang sama. Tidak ada satu negara pun melainkan didalamnya tentu ada masjid. Karena itu tidak ada gunanya melakukan wisata ziarah ke masjid-masjid selain ke tiga masjid di atas. Sedangkan mengenai “makam-makam”, tidak sama nilaiya, bahkan niai keberkahan dari menziarahi makam tersebut tergantung pada tingkat derajat penghuninya di sisi Allah.
Barangkali ini perasaan saya, apakah orang yang berpendapat seperti di atas juga melarang wisata ziarah ke makam-makam para Nabi as, seperti ke makam Nabi Ibrahim as, dll ?
Nampaknya sangat mustahil melarang yang demikian itu. Jika mengadakan wisata ziarah ke makam para Nabi saja diperbolehkan, maka makam-makam para ulama dan kaum shalihin pun semakna dengan makam para Nabi. Karena itu tidak aneh jika makam para ulama dan auliya` menjadi salah satu tujuan wisata ziarah, sama seperti menziarahi mereka sewaktu hidupnya adalah termasuk tujuan.
Saya heran dan benar-benar heran kepada orang yang mengaku berakal sehat, namun ia memahami hadis Nabi tersebut sebagai larangan menziarahi makam Rasulullah saw, sementara mengadakan wisata ziarah mengunjungi kota Madinah al-Munawwarah dalam rangka melakukan shalat di Masjid Nabawi mereka perbolehkan. Yang saya herani hanyalah pemahamannya itu. Karena kota Madinah al-Munawwarah sebenarnya tidak memiliki nilai sama sekali melebihi kota-kota lainnya sebelum beliau saw hijrah ke sana.
Masjid Nabawi yang mulia ini merupakan Masjid Rasulullah saw. Sekiranya tidak karena disandarkan kepada beliau saw, tentu Masjid Nabawi ini sama derajatnya dengan masjid-masjid lainnya dan tidak memiliki keutamaan melebihi masjid mana pun di dunia.
Masjid Nabawi menjadi sedimikian agung dan shalat di sana senilai dengan shalat seribu kali di masjid-masjid selainnya, hanyalah disebabkan karena Masjid Nabawi telah dipilih, dibangun dan dimuliakan oleh Rasulullah saw dengan melakukan shalat didalamnya. Selain itu, Masjid Nabawi merupakan masjid yang penuh dengan rahmat dan barakah disebabkan pribadi Rasulullah saw telah bertempat di situ.
Jika persoalannya demikian, apakah masuk akal jika dikatakan bahwa Masjid Nabawi memiliki keberkahan yang akan kembali kepada orang yang menziarahinya, sehingga mengadakan wisata ziarah diperolehkan.
Sementara pribadi Rasulullah saw sendiri yang menyebabkan Masjid Nabawi menjadi begitu agung, dipandangnya tidak memiliki keberkahan yang akan kembali kepada orang yang menziarahi beliau, sehingga mengadakan wisata ziarah ke (makam) beliau tidak diperbolehkan. Pendapat ini sebenarnya hanya pantas diucapkan oleh orang-orang gila yang tidak mampu menyadari apa yang mereka ucapkan, atau hanya pantas diucapkan musuh Islam dan musuh Rasulullah saw. Sekiranya dia menyadari sebagai seorang mukmin yang berpikiran waras, tentu dia tidak mungkin memiliki pemikiran dan pendapat seperti itu.
________________
[7]) Hal ini berdasarkan takhsis dari dua hadis. Pertama riwayat Ahmad (III/471) dari Abu Said al-Khudri: "Seharusnya bagi pengendara tidak melakukan perjalanan ke suatu masjid untuk melaksanakan salat disana, selain masjid al-Haram, masjid al-Aqsha dan masjidku". Al-Hafidz Al-Haitsami berkata: "Di dalam sanadnya terdapat Syahr bin Hausyab, hadisnya hasan" (Majma' az-Zawaid IV/7). Al-Hafidz Ibnu Hajar juga menilainya hasan dalam Fathul Bari III/65
Kedua, hadis riwayat al-Bazzar dari Aisyah: "Aku adalah penutup para Nabi, dan masjidku adalah penutup masjid-masjid para Nabi. Dan yang paling berhak didatangi adalah masjid al-Haram dan masjidku…." (Baca Majma' az-ZawaidIV/7 karya al-Hafidz al-Haitsami)
_____________________________________________
و لكـن هناك شرذمة من الناس – و هؤلاء هم الذين حكـينا عنهم منع زيارة القبور - منعوا زيارته صلى الله عليه و سلم و صنّـفوا في هذه المسألة مصنّفات و أصدروا فتاوي تفهم اهل الإسلام, أن شدّ الرحال الى زيارته صلى الله عليه و سلم لا يجوز. أما لو شدّ المؤمن رحله الى زيارة مسجده صلى الله عليه و سلم فيه فذلك جائز
و دليلهم الوحيد الذي جعلوه في كلّ مصنفاتهم و فتاويهم قوله صلى الله عليه و سلم :" لا تشدّ الرحال الا إلى ثلاثة مساجد. المسجد الحرام و مسجدي هذا و المسجد الأقصى". (رواه الشيخان البخاري و مسلم و غيرهما).
قال الإمام الغزالي في" الإحياء" تحت عنوان " فضيلة المدينة المنوّرة على سائر البلاد" : و قد ذهب بعض العلماء الى الإستدلال بهذا الحديث (: لا تشد الرحال الا الى ثلاثة مساجد) فى المنع من الرحلة لزيارة المشاهد و قبور العلماء و الصلحاء. و ما تبـين لي أن الأمر كـذلك, بل الزيارة مأمور بها. قال صلى الله عليه و سلم : " كـنت نهيتكم عن زيارة القبور, فزوروها, و لا تقولوا هُجرا".
و الحديث إنما ورد في "المساجد" و ليس في معناها " المشاهد". لأن المساجد بعد المساجد الثلاثة متماثلة, و لا بلد الا و فيه مسجد, فلا معنى للرحلة لمسجد أخر. و أما المشاهد فلا تتساوى, بل بركة زيارتها على قدر درحاتهم عند الله عزّ و جلّ. ثم قال : ليت شعري هل يمنع هذا القائل من شد الرحال الى قبور الأنـبياء عليهم السلام مثل إبراهيم.
فالمنع من ذلك في غاية الإحالة. فإذا جوّز ذلك فقبور الأولياء و العلماء و الصلحاء في معناها, فلا يبعد ان يكون ذلك من أغراض الرحلة, كما أن زيارة العلماء في الحياة من المقاصد
و إني أعجب ثم أعجب ان يفهم ذو عقل منع زيارته صلى الله عليه و سلم من هذا الحديث مع فهم جواز شدّ الرحال الى المدينة المنوّرة بأنواره صلى الله عليه و سلم لأجل الصلاة في مسجده صلى الله عليه و سلم؛ و إنما عحبت ثم عجبت من ذلك الفهم, لأن المدينة المنورة بأنواره صلى الله عليه و سلم ما كان لها ايّ قيمة بين البلاد قبل هجرته صلى الله عليه و سلم إليها.
و هذا المسجد الكريم مسجده صلى الله عليه و سلم, لو لا إضافته إليه عليه الصلاة و السلام لكان ككل المساجد, لا فضل له على أيّ مسجد من مساجد الدنيا. فالمسجد إنما عظم هذه العظمة و صارت اليلاة فيه بألف صلاة في سواه من المساجد, لأنه المسجد الذي اختاره صلى الله عليه و سلم و بناه, و الذي كان يشرّفه بالصلاة فيه و الذي كانت تهمى فيه الرحمات و البركات لخطوته بحلول شخصه الكريم فيه صلى الله عليه و سلم.
و إذا كان الأمر هكذ, فهل من المعقول ان يقال : إنّ هذا المسجد له بركات تعود الى المسافر اليه, فلهذا يجوز ان تشدّ الرحال اليه. و أما الرسول الذي ما عظم هذا المسجد الا بنسبته اليه فلا بركة فيه تعود الى زائريه. و إذن لا يجوز ان تشدّ الرحال الى زيارته. إنّ هذا انـما يقوله : المجانـين الذين لا يعون ما يقولون, او يقوله : عدّوا الإسلام و رسول الإسلام.
و أما المؤمن الذي حظّ من العقل فلا يـمكن ان يخطر بباله : هذا المعنى السخيف
_____________________________________________
( Wallohua'lam )
SEMOGA BERMANFAAT
BERSAMBUNG
_________________________________________
_________L_I_K_E__&__S_H_A_R_E_________
#ayo_poso
#ayo_golek_roso_ojo_golek_rondo
___________
Nb. Kritik, saran, koreksi kesalahan lafadz dan makna sangat kami harapkan dan kami tunggu koreksinya.
0 Response to "NGAJI POSO : ZIAROH MAKAM ROSULULLOH & WISATA RELIGI BAG 2"
Post a Comment
Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang
⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧
⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩