NGAJI POSO : MENENTUKAN AWAL ROMADHON DAN SAWAL BAG 2



NGAJI POSO NGOLAH ROSO LAN JIWO
▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔
Kajian   :   8 ( Delapan )
Kitab     :   Hujjah Ahlussunah Wal Jama'ah
Bab       :   Menentukan Awal Romadhon & Syawal ( bag 2 )

☆ SINAU BARENG PGP-CKW-DS ☆
=============================

Assalsmu'alaikum mas jhoooon ....lanjut nggih..

▷ Ulama yang menolak penggunaan hisab berargumentasi, bahwa Syari’ (Allah dan Rasul-Nya) menggantungkan pelaksanaan puasa kepada tanda-tanda (fenomena alam) yang tetap lagi tidak berubah selamanya, yaitu dengan cara me-rukyat hilal dan ikmal, yakni menyempurnakan usia bulan 30 hari.

▶ Dari Ibnu Umar ra, katanya :

تَرَائَ النَّاسُ الْهِلَالَ فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ     أَنِّي رَأَيْتُهُ, فَصَامَ وَ أَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ . (رواه أبو داود, و صححه ابن حبان و الحاكم).

Artinya : “Orang-orang sama melihat hilal, lantas aku kabarkan kepada Rasulullah SAW bahwa aku melihatnya, lantas beliau berpuasa dan memerintahkan kepada para sahabat agar berpuasa” (HR Abu Dawud, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim)

▶ Riwayat dari Ibnu Abbas ra,

أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ اِلَى النَّبِيِّ, فَقَالَ : إِنِّي رَأَيْتُ الْهِلَالَ, فَقَالَ : أَتَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ ؟. قَالَ : نَعَمْ. قَالَ : أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ اللَّهِ؟. قَالَ : نَعَمْ. قَالَ : فَأَذِّنْ فِى النَّاسِ يَا بِلَالُ, اَنْ يَصُوْمُوْا غَدًا.(رواه الخمسة, و صححه  ابن حزيمة و ابن حبان).

Artinya : “Seorang A’rabiy datang menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Aku telah melihat hilal”. Beliau bertanya, “Apakah Anda bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah?”. “Ya, benar!”, jawabnya. Beliau bertanya lagi, “Apakah Anda bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah?”. “Ya, benar!”, jawabnya. Beliau lantas bersabda : “Wahai Bilal, umumkan kepada semua orang, agar mereka berpuasa besok”. (HRal-Khamsah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban).

Menurut saya, dari sini dapat kita pahami, bahwa yang dianggap sah dalam menentukan awal ramadhan dan syawal, adalah dengan cara melihat hilal,  bukan sebab terwujudnya hilal, dan bukan dengan mengetahui wujudnya hilal melalui berbagai metode hisab.

Hadis-hadis tentang rukyatul hilal tersebut merupakan penafsiran terhadap isi kandungan firman Allah :

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُـمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Artinya : “… Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, …” (QS al-Baqarah,[2] : 185).

Maksudnya, siapa saja yang menyaksikan masuknya bulan dengan cara rukyatul hilal, maka wajib berpuasa bagi orang yang melihatnya dan orang yang mendengar kabar dari orang yang melihathilal. (Lihat : Tafsir al-Jalalain dan Hasyiyah ash-Shawi).

Argumentasi tersebut memperkuat pendapat bahwa yang dianggap sah dalam menetapkan awal bulan ramadhan dan syawal adalah dengan cara rukyat (melihat hilal), dan bukan disebabkan oleh wujudnya hilal sebagaimana yang diketahui melalui hisah, atau dengan cara ikmal, yakni menyempurnakan bulan sya’ban (30 hari) untuk memulai berpuasa dan menyempurnakan bulan ramadhan untuk ber-idul fitri.

▷ Pendapat ahli hisab, sekalipun hal itu didasarkan pada kaidah-kaidah ilmu hisab yang cukup rumit, saya benar-benar menyaksikan ternyata masih terjadi perselisihan di kalangan mereka. Dengan kata lain, hasil perhitungan mereka sering berbeda.

Kemudian hadis-hadis tersebut tidak mengindikasikan perlunya menggunakan hisab, tetapi membatasi tanda-tanda masuknya suatu bulan dengan cara rukyat atau ikmal. Sementara cara hisabterkadang tidak sesuai (berbeda hasilnya) dengan ikmal.

Cara penetapan bulan syawal juga sama seperti penetapan bulan ramadhan berdasarkan ijmak di kalangan ulama madzhab empat dan ulama lain diluar Ahlussunnah wal Jamaah.

Sehubungan dengan ini, perlu saya paparkan kepada Anda pendapat as-Sayyid Ibnul Qasim al-Khu`iy, seorang ulama dari kalangan Syi’ah al-Imamiyah, yang menyatakan bahwa  pendapat ahli hisab dan yang serupa dengannya dipandang tidak sah, selain apa yang telah kami jelaskan – yakni rukyatul hilal ramadhan atau ikmal bulan sya’ban 30 hari…..

Demikian pula penetapan 1 Syawal juga mesti menggunakan salah satu dari dua cara seperti di muka -- yakni dengan rukyatul hilal disertai kesaksian dua orang saksi yang adil, atau dengan menggenapkan bilangan 30 hari. Jika tidak ditetapkan seperti itu, maka tidak boleh berbuka. (Lihat : Al-Masail al-Muntajinah, karya Al-Khu`iy, cet.2, Mathba’ah al-Adab di Najaf, th.1382 H, hal. 149).
_____________________________________________

 احتجّ المانعون بأنّ الشارع علّق الصوم على أمّارة ثابتـة لا تـتغـيّر ابدا, و هي رؤية الهلال أو إكمال العدة ثلاثـين يوما.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : ترائ الناس الهلال فأخبرت النـبي صلى الله عليه و سلم  أني رأيته, فصام و أمر الناس بصيامه . (رواه أبو داود, و صححه ابن حبان و الحاكم).
و عن ابن عباس رضي الله عنهما, أن أعرابـيا جاء الى النـبي صلى الله عليه و سلم, فقال : إني رأيت الهلال, فقال : أتشهد ان لا اله الا الله ؟. قال : نعم. قال : أتشهد أن محمدا رسول الله؟. قال : نعم. قال : فأذّن فى الناس يا بلال, ان  يصوموا غدا.(رواه الخمسة, و صححه  ابن حزيمة و ابن حبان).
قلت : من هنا نفـهم أن العبرة برؤية الهلال لا بوجوده و لا بالعلم بوجوده من طرق حسابية. و هذا الأحاديث تفسّر معنى قوله تعالى : فمن شهد منكم الشهر فليصمه – أي فمن شهد منكم دخول الشهر برؤية الهلال فعلى كل من رآه  او ثبـتت عنده رؤية غيره ان يصومـه. (راجع تفسير الجلالين و حاشية الصاوي عليه).

و هذا الإحتجاج يعزّز القول بأن العبرة في ثـبوت شهري رمضان و شوال برؤية الهلال لا بوجوده الذي قد يعرف من طريق الحساب او إكمال شعبان للصوم او رمضان للعيد ثلاثين يوما.

أما قول المنجّمين, فهو : و ان كان مبنـيا على قواعد دقيقة, فإنا نراهم تختلف  أراؤهم  في أغلب الأحيان.
ثم ان الحديث المذكور يفهم منه عدم اعتبار الحساب اذ حصر الأمّارة فى الرؤية او الإكمال. و الحساب قد يناقض الإكمال.

و يثـبت شوال ايضا بمثل ما يثـبت به رمضان, اجماعا بـين المذاهب الأربعة و غيرها خارج اهل السنة و الجماعة. فإليك الآن قول السيّد ابن القاسم الخوئي, و هو من علماء الشيعة الإمامية, قال : و لا عبرة بغير ما ذكرنا (أي رؤية هلال رمضان او مضيّ ثلاثـين يوما من شعبان) من قول المنجم, و نحو ذلك … إلى ان قال : لا بـدّ في ثبوت هلال شوال من تحقيق احد الأمور المتقدَمة (يعني رؤية الهلال و شهادة عدلين او إكمال العدّة ثلاثـين). فلو لم يثـبت شيئ  منها لم يجز الإفطار. (المسائل المنتجنة للخوئي, الطبعة الثانية, بمطبعة الأداب فى النجف سنة 1382ه, صحيفة 149).
_____________________________________________

( Wallohua'lam )

SEMOGA BERMANFAAT

BERSAMBUNG

_________________________________________
_________L_I_K_E__&__S_H_A_R_E_________

#ayo_poso
#ayo_golek_roso_ojo_golek_rondo

___________

Nb. Kritik, saran, koreksi kesalahan lafadz dan makna sangat kami harapkan dan kami tunggu koreksinya.

0 Response to "NGAJI POSO : MENENTUKAN AWAL ROMADHON DAN SAWAL BAG 2"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP