349. GHIBAH, UMPATAN, FITNAH ATAU GUNJINGAN.


⏩ Abdul Qohar >> DISKUSI SANTRI


A.  GHIBAH adalah menyebutkan orang lain tentang sesuatu yang terdapat pada dirinya, anak, istri, suami atau hartanya dari hal-hal yang dibenci secara umum atau syara’ walaupun dengan isyarat atau dengan hati semisal selalu mengingat keburukan orang lain itu dalam hati.

B.   GHIBAH YANG HARAM: ghibah yang bertujuan menyakiti orang lain (i’dza’).

C.   GHIBAH   YANG HALAL: umpatan yang bertujuan nasehat dan tahdzir bukan i’dza’. Yaitu

1.       Menakut-nakuti  dari perbuatan fasik, bid’ah atau dosa kecil (tahdzir minas syarri) secara terang-terangan :  dari orang yang melamar, wanita yang dilamar, wali, rowi ilmu (jarhir rowi) atau saksi,  ketika orang fasik atau mubtadi’ itu melakukan kefasikan atau bid’ah secara terang-terangan (mujaharoh), namun hanya disebutkan pada orang lain yang menontonnya saja.

2.       Menakut-nakuti dari cacat  (tahdzir minal ‘aib):  laki-laki yang melamar, wanita yang dilamar dan barang yang dibeli dengan metode bertahap yaitu menyebutkan aib yang lebih ringan kemudian yang lebih ringan (dzikrul akhof fal akhof).

3.       Menyebutkan nama laqob untuk memberitahukan (ta’rif  bil laqob):  seperti “Orang yang rembes (rabun mata) atau orang yang pincang” bila dikenal dengan laqob tersebut. Namun lebih utama ta’rif dengan selain laqob tersebut.

4.       Melaporkan (syakwa) orang dlolim (tadhollul):  pada orang yang mampu berbuat adil seperti kalimat: “Seseorang telah berbuat dlolim padaku dan melakukan hal buruk ini padaku”.

5.       Melaporkan orang fasik atas perbuatan fasiknya (isti’anah ‘ala taghyiril munkar):  pada seseorang yang mampu mencegahnya (al-qodir), seperti kalimat “Si fulan telah berbuat buruk demikian, laranglah dia”.

6.       Melaporkan orang fasik pada mufti (istifta’) : seperti perkataan “Seseorang telah dlolim padaku,  bolehkah ia melakukan demikian, apa solusi bagiku agar terhindar darinya”.

(REFERENSI KITAB FATAWI DAN ASNAL MATHOLIB).


الفتاوى الفقهية الكبرى -  وَيُسْتَثْنَى مِمَّا ذُكِرَ مَسَاءَةُ الْغَيْرِ لِغَرَضٍ صَحِيحٍ في الشَّرْعِ لَا يُمْكِنُ التَّوَصُّلُ إلَيْهِ إلَّا بِهِ وهو سِتَّةُ أُمُورٍ : التَّظَلُّمُ وَالِاسْتِعَانَةُ على تَغْيِيرِ الْمُنْكَرِ وَالِاسْتِفْتَاءُ وَالتَّحْذِيرُ من الشَّرِّ كَجَرْحِ الرُّوَاةِ وَالتَّجَاهُرِ بِالْفِسْقِ وَالسَّادِسُ أَنْ يُعْرَفَ إنْسَانٌ بِلَقَبٍ يُعْرَفُ عن عَيْنِهِ كَالْأَعْرَجِ وَالْأَعْمَشِ
أسنى المطالب شرح روض الطالب - ( وَتُبَاحُ الْغِيبَةُ لِلتَّحْذِيرِ مِنْ فِسْقِ ) أَوْ ابْتِدَاعِ ( خَاطِبٍ وَمَخْطُوبَةٍ وَوَالٍ ) بِأَنْ يُبَيِّنَ لِمَنْ لَهُ عَلَيْهِ وِلَايَةٌ ( وَرَاوِي عِلْمٍ ) بِأَنْ يُبَيِّنَ لِلْأَخْذِ عَنْهُ وَفِي مَعْنَاهُ الشَّاهِدُ وَصَرَّحَ بِهِ الرَّوْضَةُ ( وَ ) لِلتَّحْذِيرِ ( مِنْ عَيْبِ خَاطِبٍ ) وَمَخْطُوبَةٍ ( وَمُشْتَرَى ) بِفَتْحِ الرَّاءِ ( وَ ) تُبَاحُ ( الْغِيبَةُ بِاللَّقَبِ لِتَعْرِيفٍ ) كَالْأَعْمَشِ وَالْأَعْرَجِ إنْ كَانَ مَعْرُوفًا بِهِ وَلَوْ أَمْكَنَ التَّعْرِيفُ بِغَيْرِهِ كَانَ أَوْلَى ( وَالشَّكْوَى ) أَيْ وَتُبَاحُ الْغِيبَةُ لِأَجْلِ شَكْوَى ظَالِمٍ ( عِنْدَ مُنْصِفٍ ) لَهُ كَأَنْ يَقُولَ لَهُ ظَلَمَنِي فُلَانٌ وَفَعَلَ بِي كَذَا ( وَ ) تُبَاحُ الْغِيبَةُ ( لِفَاسِقٍ ) أَيْ لِأَجْلِ فِسْقِهِ ( عِنْدَ مَنْ يَمْنَعُهُ ) كَأَنْ يَقُولَ لَهُ فُلَانٌ يَعْمَلُ كَذَا فَازْجُرْهُ عَنْهُ ( وَعِنْدَ مُفْتٍ ) كَأَنْ يَقُولَ لَهُ : ظَلَمَنِي فُلَانٌ فَهَلْ لَهُ ذَلِكَ وَمَا طَرِيقِي فِي خَلَاصِي مِنْهُ ؟ وَالْأَحْوَطُ أَنْ يَقُولَ مَا تَقُولُ فِي رَجُلٍ كَانَ مِنْ أَمْرِهِ كَذَا وَكُلُّ ذَلِكَ لِلنَّصِيحَةِ وَالتَّحْذِيرِ ( لَا لِإِيذَاءٍ )

___________

LINK ASAL : DISKUSI SANTRI

0 Response to "349. GHIBAH, UMPATAN, FITNAH ATAU GUNJINGAN. "

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP