MENJELASKAN TENTANG KHITTAH ( KAJIAN 06 )



★ NGAJI POSO ★

▷ KAJIAN : 06 (  KE-ENAM)
▷ KITAB : RISALAH AHLI SUNAH WAL JAMA'AH

╰●▷MENJELASKAN TENTANG KHITTAH◁●╮

◁◁ Kembali pada ajaran “Al-Shalaf al-Shalih ” menjelaskan maksud dari kelompok yang disebut dengan “Sawad al-A’dham” di era ini dan pentingnya berpegang teguh pada salah satu madzhab yang empat.▷▷

Dengan memahami apa yang telah saya kemukakan di atas, kita menyadari bahwa sesungguhnya kebenaran yang haqiqi itu berpihak pada kalangan “Al – Salafiyah” generasi terdahulu yang konsisten dan survive mengugemi nilai-nilai ajaran agama yang telah dibangun oleh ulama Al – Salaf al – Shalih merekalah yang oleh Rasulillah sendiri beliau identifikasi sebagai Al – Sawadu al – A’dham (golongan mayoritas) yakni mereka yang cocok dan menyepakati konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama-ulama Makkah, Madinah dan ulama-ulama Al – Azhar yang mulia, kesemuanya adalah menjadi panutan kelompok ahli al – Haq, sayangnya sulit sekali atau bahkan hampir tidaklah mungkin melakukan penelitian dan pelacakan secara seksama terhadap setiap persoalan dari sejumlah ulama-ulama ini. Karena kemasyhuran dan menyebarnya tempat domisili mereka diberbagai daerah. Dan tidak mungkin pula dapat menghitungnya karena keberadaan mereka sebagaimana bintang gumintang di langit.

●▷ Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah haditsnya :

ان الله لا يجتمع أمتى على ضلالة. ويدالله على الجماعة من شذ شذ إلى النار ,( رواه الترمذ ي ) زاد ابن ماجاه: فإذا وقع الاختلاف , فعليك بالسواد الاعظم مع الحق واهل

“Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan jaminan bahwa umatnya tidaklah akan bersekongkol untuk menyepakati kesesatan, keberpihakan Allah adalah pada Al – Jama’ah, barang siapa yang menyimpang dari konsensus mayoritas berarti bahwa ia mengasingkan diri menuju neraka”. (HR. Al – Turmudzi)

●▷ Imam Ibnu Majah menambahkan : “Bila terjadi perselisihan maka pegangilah keputusan yang diambil oleh “Al – Aswad al – A’dham” (kelompok mayoritas) dengan segala komitmen atas kebenaran mereka”

●▷ Didalam kitab “Al – Jami’ Al – Shagir” disebutkan :

إن الله قد اجار أمـتى أن تجتـمع على ضــلالة

“Sesungguhnya Allah telah menyelamatkan umatku dari segala bentuk persekongkolan atas perbuatan sesat”

Mayoritas dari mereka yang konsisten memegangi kebenaran (Ahli al – Haq) adalah mereka yang menjadi pengikut Imam Madzhab yang empat “Al-Madzzhab al-Arba’ah”, mengapa demikian ? kita tahu bahwa Imam Bukhori adalah bermadzhab Syafi’iy beliau meriwayatkan hadits dari Imam Humaidiy, Al – Za’faroniy, dan Imam Karobi’isiy, demikian juga Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Nasa’i. Demikian pula pada beberapa Imam/Muhaddits yang lain yakni : Imam Al-Syibi adalah pengikut madzhab Malikiy, Imam Mahaasibi adalah bermadzhab Syafi’iy. Imam Al – Jariry merupakan Penganut setia Imam Hanafiy. Syaikh Abdul Qadir al – Jailani bermadzhab Hambaliy, Imam Abu Hasan Al – Syadhili pengikut madzhab Malikiy, dan dengan mengikuti satu madzhab tertentu akan lebih dapat terfokus pada satu nilai kebenaran yang haqiqi, lebih dapat memahami secara mendalam dan akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan amalan.

 Dengan menentukan pada satu pilihan madzhab inilah berarti ia telah pula melakukan jalan yang juga ditempuh oleh ‘Al – Salaafuna al – Shaalih’, mudah-mudahan keridloan Allah terlimpah curahkan pada mereka semua, Amin.
Kita sebagai kelompok awam dari mayoritas kaum muslimin harus membulatkan tekad untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt.

Haqqo al – Taqwa, dan senantiasa berharap agar nantinya kita semua tidak mati meninggalkan dunia yang fana ini kecuali tetap mengugemi agama Islam, kita sepakat untuk senantiasa berdamai dan melakukan rekonsiliasi dengan mereka atau siapa saja yang berselisih.

 Merekatkan tali persaudaraan, bersikap dan berperilaku baik terhadap semua tetangga, kerabat dan seluruh teman, dapat memahami dan melaksanakan hak-hak para pemimpin, bersikap santun dan belas kasihan terhadap kaum dlu’afa’ dan kalangan wong cilik.

Kita berusaha mencegah mereka dari segala bentuk permusuhan, saling benci-membenci, memutuskan hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan memebentuk sekte-sekte baru yang mengkotak-kotakkan Agama, kita menghimbau pada mereka semua untuk bersatu, bersahabat, tolong menolong dalam kebaikan, berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh, dan menghindari perpecahan (Dis integrasi). Hendaknya kita tetap eksis berpedoman pada Al – Kitab , Al – Sunnah , dan apa saja yang menjadi tuntunan para ulama’, panutan umat yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal Ra. Merekalah ulama yang mujma’ alaih, Sah untuk diikuti dan dilarang keluar dari madzhab-madzhab mereka. Hendaknya kita juga berpaling dari segenap bentuk organisasi – organisasi baru yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar yang dibangun oleh ‘Al – Salaf al – Sholihin’.
Rasulullah Saw. bersabda :

من شــذّ ســذّ على الــنّار

“Barang siapa yang menyimpang (keluar dari Al – Jamaah ) berarti ia mengungsikan dirinya ke beraka.”

Untuk itu hendaknya kita tetap konsisten memegangi ‘Al – Jamaah’ (organisasi Aswaja) ‘alaa thariqati Al – Salaf Al – Shalihin’.

Rasulullah saw. bersabda :

و أنا آمركم بخمس أمرنى الله بهــن : السمع ,والطاعة ,والجهاد , والهجرة , والجمــاعة . فإنّ من فارق الجمـاعة قيد سبـر فقد خلع ربقــة اللإ سلام عن عنـقه

“Aku perintahkan pada kalian semua untuk melaksanakan lima hal, dimana Allah telah memerintahkan hal itu padaku, yakni bersedia untuk mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan hijrah dan bergabung masuk dalam bingkai Al – Jamaah.

 Sesungguhnya seseorang yang berpisah dari jamaah walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah melepaskan ikatan tali keislamannya dari lehernya”.

Sayyidina Umar bin Al – Khattab ra berkata :

عليكم بالجماعة وإيكم والفرقة , فان الشيطان مع الواحد وهو مع الاثنـين أبعد ومن أراد بحبوحة الـجِـنّة فليلـزم الجمـاعة

“Berpegang teguhlah kalian semua pada Al – Jama’ah, hindarkan diri kalian dari segala bentuk perpecahan, karena sesungguhnya syetan ketika menyertai anda seorang diri saja, maka dengan sangat mudah ia menaklukkannya dibanding ketika ia menyertai dua orang yang bersekutu, barang siapa bermaksud dan ingin mendapat kenikmatan hidup di dalam surga maka tetaplah bersama Al – Jama’ah”.

◁◁BERSAMBUNG▷▷

{SEKIAN & SEMOGA BERMANFAAT}

TEKS ARAB
=========

فصل) في بيان خطة السلف الصالح، وبيان المراد بالسواد الأعظم
في هذا الحين، وبيان أهمية الإعتماد بأحد المذاهب الأربعة
     إذا فهمت ما ذكر علمت أن الحق مع السلفيين الذين كانوا على خطة السلف الصالح، فإنهم السواد الأعظم، وهم الموافقون علماء الحرمين الشريفين وعلماء الأزهر الشريف الذين هم قدوة رهط أهل الحق وفيهم علماء لا يمكن استقصاء جميعهم من انتشارهم في الأقطار والآفاق كما لا يمكن إحصاء نجوم السماء. وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {إن الله تعالى لا يجمع أمتي على ضلالة، ويد الله على الجماعة، من شذَّ شذَّ إلى النار} رواه الترمذي. زاد ابن ماجه: {فإذَا وَقَعَ الإِخْتِلاَفَ فَعَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الأَعْظَم} مع الحق وأهله. وفي الجامع الصغير: {إن الله تعالى قد أجار أمتي أن تجتمع على ضلالة}.
     وأكثرهم أهل المذاهب الأربعة، فكان الإمام البخاري شافعيا، أخذ عن الحميدي والزعفراني والكرابيسي. وكذلك ابن خزيمة والنسائي. وكان الإمام الجنيد ثوريا، والشبلي مالكيا، والمحاسبي شافعيا، والجريري حنفيا، والجيلاني حنبليا، والشاذلي مالكيا، فالتقيد بمذهب معين أجمع للحقيقة، وأقرب للتبصر، وأدعى للتحقيق، وأسهل تناولا. وعلى هذا درج الأسلاف الصالحون، والشيوخ الماضون رضوان الله تعالى عليهم أجمعين.
     فنحن نحض إخواننا عوام المسلمين أن يتقوا الله حق تقاته، وأن لا يموتوا إلا وهم مسلمون، وأن يصلحوا ذات البين منهم، وأن يصلو الأرحام، وأن يحسنوا إلى الجيران والأقارب والإخوان، وأن يعرفوا حق الأكابر، وأن يرحموا الضعفاء والأصاغر. وننهاهم عن التدابر والتباغض والتقاطع والتحاسد والإفتراق والتلون في الدين، ونحثهم أن يكونوا إخوانا، وعلى الخير أعوانا، وأن يعتصموا بحبل الله جميعا، وأن لا يتفرقوا، وأن يتبعوا الكتاب والسنة وما كان عليه علماء الأمة كالإمام أبي حنيفة ومالك بن أنس والشافعي وأحمد بن حنبل رضي الله تعالى عنهن أجمعين، فهم الذين قد انعقد الإجماع على امتناع الخروج عن مذاهبهم، وأن يعرضوا  عما أحدث من الجمعية المخالفة لما عليه الأسلاف الصالحون، فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {مَنْ شَذَّ شَذَّ إِلىَ النَّارِ}، وأن يكونوا مع الجماعة التي على طريقة الأسلاف الصالحين، فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ أَمَرَنِي الله بِهِنّ: السّمْعِ وَالطَاعَةِ وَالْجِهَاد وَالْهِجْرَةِ وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيْدَ شِبْرٍ، فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ}، وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: {عَلَيْكُمْ بِالْجَماعَةِ، وَإِيّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ، فَإِنّ الشّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مَعَ الاثْنَيْنِ أَبْعَدُ. وَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوبَةَ الْجَنّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَماعَةَ}.

0 Response to "MENJELASKAN TENTANG KHITTAH ( KAJIAN 06 )"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP