PERPECAHAN UMAT MUHAMMAD (73 GOLONGAN)


Disadur dr kitab Risalah Ahl Sunnah karya Mbah Hasyim Asy'ari.

ﺭَﻭَﻯ ﺃَﺑُﻮْ ﺩَﺍﻭُﺩَ ﻭَﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱُّ ﻭَﺍﺑْﻦُ ﻣَﺎﺟَﻪْ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: { ﺍِﻓْﺘَﺮَﻗَﺖِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺇﺣْﺪَﻯ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً، ﻭَﺗَﻔَﺮّﻗَﺖِ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍِﺛْﻨَﺘَﻴْﻦِ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً، ﻭَﺗَﻔَﺮّﻗَﺖِ ﺃُﻣّﺘِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﺛَﻠَﺎﺙٍ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً، ﻛُﻠُّﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٌ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ:
ﻭَﻣَﻦْ ﻫُﻢْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﻫُﻢْ ﺍَﻟَّﺬِﻱْ ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ }.

Imam Abu Dawud, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Kaum Yahudi telah terpecah belah menjadi 71 golongan, dan kaum Nasrani terpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semua golongan tersebut akan masuk neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: “Siapa mereka itu wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab “Mereka adalah kelompok yang mengikutiku dan para sahabatku.”

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺸِّﻬَﺎﺏُ ﺍﻟْﺨَﻔَﺎﺟِﻲُّ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻲ ﻧَﺴِﻴْﻢِ ﺍﻟﺮِّﻳَﺎﺽِ: ﻭَﺍﻟْﻔِﺮْﻗَﺔُ ﺍﻟﻨَّﺎﺟِﻴَﺔُ ﻫُﻢْ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ. ﻭَﻓِﻲْ ﺣَﺎﺷِﻴَﺔِ ﺍﻟﺸَّﻨْﻮَﺍﻧِﻲِّ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺨْﺘَﺼَﺮِ ﺍﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲْ ﺟَﻤْﺮَﺓَ: ﻫُﻢْ ﺃَﺑُﻮ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﺍﻟْﺄَﺷْﻌَﺮِﻱُّ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺘُﻪُ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﻭَﺃَﺋِﻤَّﺔُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀ، ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺟَﻌَﻠَﻬُﻢْ ﺣُﺠَّﺔً ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻠْﻘِﻪِ، ﻭَﺇِﻟَﻴْﻬِﻢ ﺗَﻔْﺰَﻉُ ﺍﻟْﻌَﺎﻣَّﺔُ ﻓِﻲْ ﺩِﻳْﻨِﻬِﻢْ، ﻭَﻫُﻢْ ﺍَﻟْﻤَﻌْﻨِﻴُّﻮْﻥَ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: } ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﺠْﻤَﻊُ ﺃُﻣَّﺘِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ}.

Imam Syihab Khafaji rahimahullah berkata di dalam kitabnya Nasim ar-Riyadh :“Golongan yang selamat itu adalah kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah.”
Dalam kitab Hasyiyah al-Syanwani ‘ala Mukhtashar Ibn Abi Jamrah dinyatakan bahwa mereka (golongan yang selamat) itu adalah Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dan para jamaahnya yaitu Ahlussunnah dan pemimpin ulama'. Karena Allah Ta’ala telah menjadikan mereka sebagai dalil bagi makhlukNya. Dan kepada merekalah para manusia berlindung perihal agama mereka.
Golongan inilah yang
dimaksud Rasulullah saw. dalam sabdanya:“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku pada kesesatan".

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺈﻣَﺎﻡُ ﺃَﺑُﻮْ ﻣَﻨْﺼُﻮْﺭِ ﺑْﻦُ ﻃَﺎﻫِﺮٍ ﺍَﻟﺘَّﻤِﻴْﻤِﻲُّ ﻓِﻲْ ﺷَﺮْﺡِ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺤَﺪﻳْﺚِ: ﻗَﺪْ ﻋَﻠِﻢَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﻟَﺎﺕِ ﺃَﻧَّﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﻢْ ﻳُﺮِﺩْ ﺑِﺎﻟْﻔِﺮَﻕِ ﺍﻟْﻤَﺬْﻣُﻮْﻣَﺔِ ﺍَﻟْﻤُﺨْﺘَﻠِﻔِﻴْﻦَ ﻓِﻲْ ﻓُﺮُﻭْﻉِ ﺍﻟْﻔِﻘْﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺤَﻠَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ، ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻗَﺼَﺪَ ﺑِﺎﻟﺬَّﻡِّ ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻟَﻒَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻓِﻲْ ﺃُﺻُﻮْﻝِ ﺍﻟﺘَّﻮْﺣِﻴْﺪِ، ﻭَﻓِﻲْ ﺗَﻘْﺪِﻳْﺮِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﺍﻟﺸَّﺮِّ، ﻭَﻓِﻲْ ﺷُﺮُﻭْﻁِ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓِ ﻭَﺍﻟﺮِّﺳَﺎﻟَﺔِ، ﻭَﻓِﻲْ
ﻣُﻮَﺍﻟَﺎﺓِ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﻭَﻣَﺎ ﺟَﺮَﻯ ﻣَﺠْﺮَﻯ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺄَﺑْﻮَﺍﺏِ، ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﻠِﻔِﻴْﻦَ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَّﺮَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ﺑِﺨِﻠَﺎﻑِ ﺍﻟﻨَّﻮْﻉِ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝِ، ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻢْ ﺍِﺧْﺘَﻠَﻔُﻮْﺍ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺗَﻜْﻔِﻴْﺮٍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔْﺴِﻴْﻖٍ ﻟِﻠْﻤُﺨَﺎﻟِﻒِ ﻓِﻴْﻪِ، ﻓَﻴُﺮْﺟَﻊُ ﺗَﺄْﻭِﻳْﻞُ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻓِﻲ ﺍﻓْﺘِﺮَﺍﻕِ ﺍﻟْﺄُﻣَّﺔِ ﺇِﻟَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻨَّﻮْﻉِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺈِﺧْﺘِﻠَﺎﻑِ .

Imam Abu Mansur bin Thahir al-Tamimi dalam menjelaskan hadits ini mengemukakan: “Sungguh orang-orang yang memiliki maqalah ini mengetahui bahwa Rasulullah saw. tidak mengemukakan golongan yang tercela itu ditujukan kepada golongan yang berselisih dalam menyikapi masalah-masalah fiqh yang bersifat furu’iyyah, yang berkaitan dengan hukum halal dan haram. Akan tetapi beliau saw. maksud pencelaan tersebut ditujukan pada orang yang menentang ahlul haq di dalam permasalahan dasar-dasar tauhid, di dalam masalah taqdir baik dan
buruk, di dalam memberikan batasan-batasan/syarat-syarat kenabian dan kerasulan, di dalam masalah bagaimana mencintai para sahabat, dan hal apa saja yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut di atas. Karena mereka yang berselisih dalam masalah-masalah ini telah saling mengkafirkan satu sama lainnya. Berbeda dengan perselisihan yang terjadi pada golongan pertama.

Mereka berbeda pendapat dalam
masalah-masalah fiqh tanpa
mengkafirkan yang lain dan tanpa menfasiq-kan golongan lain yang berbeda pendapat. Oleh karena itulah pentakwilan hadis perpecahan umat itu dikembalikan pada perbedaan dalam dasar-dasar tauhid.

ﻭَﻗَﺪْ ﺣَﺪَﺙَ ﻓِﻲْ ﺁﺧِﺮِ ﺃَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﺧِﻠَﺎﻑَ ﺍﻟْﻘَﺪَﺭِﻳَّﺔِ ﻣِﻦْ ﻣَﻌْﺒَﺪٍ ﺍَﻟْﺠُﻬَﻨِﻲّ ﻭَﺃَﺗْﺒَﺎﻋِﻪِ، ﻭَﺗَﺒَﺮَّﺃَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺍَﻟْﻤُﺘَﺄَﺧِّﺮُﻭْﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﻛَﻌَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻭَﺟَﺎﺑِﺮٍ ﻭَﺃَﻧَﺲٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻫِﻢْ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ. ﺛُﻢَّ ﺣَﺪَﺙَ ﺍﻟْﺨِﻠَﺎﻑُ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜَﺎﻣَﻠَﺖْ ﺍَﻟْﻔِﺮَﻕُ ﺍﻟﻀَّﺎﻟَّﺔُ ﺍِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً، ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔُ ﻭَﺍﻟﺴَّﺒْﻌُﻮْﻥَ ﻫُﻢْ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ، ﻭَﻫُﻢْ ﺍَﻟْﻔِﺮَﻕُ ﺍﻟﻨَّﺎﺟِﻴَﺔ

Pada masa akhir era sahabat muncullah perselisihan, yaitu Qodariyyah yang dicikalbakali oleh Ma’bad al- Juhani dan para pengikutnya. Dalam perselisihan ini sejumlah sahabat mutaakhirin berlepas tangan dari golongan tersebut seperti Abdullah bin Umar Jabir, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhum ajma’in dan lain-lain.
ُ
Setelah itu, bermuncullah
perbedan secara perlahan-lahan hingga golongan yang tersesat itu lengkap menjadi 72 golongan, dan golongan yang ke 73 itu adalah ahlussunnah wal jama'ah, mereka adalah golongan yg selamat.

ﻓَﺈِﻥْ ﻗِﻴْﻞَ: ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕُ ﻣَﻌْﺮُﻭْﻓَﺔٌ؟ ﻓَﺎﻟْﺠَﻮَﺍﺏُ: ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﻌْﺮِﻑُ ﺍﻟْﺈِﻓْﺘِﺮَﺍﻕَ ﻭَﺃُﺻُﻮْﻝَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ، ﻭَﺃَﻥَّ ﻛُﻞَّ ﻃَﺎﺋِﻔَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ ﺍِﻧْﻘَﺴَﻤَﺖْ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﻕٍ ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻧُﺤِﻂْ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺎﺀِ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ ﻭَﻣَﺬَﺍﻫِﺒِﻬَﺎ . ﻭَﺃُﺻُﻮْﻝُ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ ﺍَﻟْﺤَﺮُﻭْﺭِﻳَّﺔُ، ﻭَﺍﻟْﻘَﺪَﺭِﻳَّﺔُ، ﻭَﺍﻟْﺠَﻬْﻤِﻴَّﺔُ، ﻭَﺍﻟْﻤُﺮْﺟِﺌَﺔُ، ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻀَﺔُ، ﻭَﺍﻟْﺠَﺒَﺮِﻳَّﺔُ. ﻭَﻗَﺪْ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺭَﺣِﻤَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﺃُﺻُﻮْﻝُ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕِ ﺍﻟﻀَّﺎﻟَّﺔِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺴِّﺖُّ، ﻭَﻗَﺪْ ﺍِﻧْﻘَﺴَﻤَﺖْ ﻛُﻞُّ ﻓِﺮْﻗَﺔٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺍِﺛْﻨَﺘَﻲْ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﻓِﺮْﻗَﺔً ﻓَﺼَﺎﺭَﺕْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﺛْﻨَﺘَﻴْﻦِ ﻭَﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓِﺮْﻗَﺔً .

Jika ditanyakan: “Apakah sekte-sekte itu kesemuanya diketahui?” Maka jawabannya: “Kita mengetahui perpecahan dan pokok-pokok sekte-sekte tersebut, setiap kelompok dari sekte-sekte tersebut terbagi lagi dalam beberapa kelompok, walaupun kita tidak mengetahui secara detail nama dari masing-masing sekte itu sekaligus ideiloginya.

Pokok-pokok sekte tersebut ialah golongan Haruriyah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rafidhah dan Jabariyah. Sebagian dari ahli ilmu (semoga Allag merahmati mereka) menegaskan bahwa: Akar dr sekte yang sesat adalah enam golongan tersebut. Masing-masing dari 6 kelompok terpecah menjadi 12 sekte hingga menjadilah sekte tersebut berjumlah 72 sekte.

ﻗَﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﺭُﺳْﻠَﺎﻥَ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ: ﻗِﻴْﻞَ ﺇِﻥَّ ﺗَﻔْﺼِﻴْﻠَﻬَﺎ ﻋِﺸْﺮُﻭْﻥَ، ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺭَﻭَﺍﻓِﺾُ، ﻭَﻋِﺸْﺮُﻭْﻥَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺧَﻮَﺍﺭِﺝُ، ﻭَﻋِﺸْﺮُﻭْﻥَ ﻗَﺪَﺭِﻳَّﺔٌ، ﻭَﺳَﺒْﻌَﺔٌ ﻣُﺮْﺟِﺌَﺔٌ، ﻭَﻓِﺮْﻗَﺔٌ ﻧَﺠَّﺎﺭِﻳَّﺔٌ، ﻭَﻫُﻢْﺃَﻛْﺜَﺮُ ﻣِﻦْ ﻋَﺸْﺮِ ﻓِﺮَﻕٍ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻳُﻌَﺪُّﻭْﻥَ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓً، ﻭَﻓِﺮْﻗَﺔٌ ﺣَﺮُﻭْﺭِﻳَّﺔٌ، ﻭَﻓِﺮْﻗَﺔٌ ﺟَﻬْﻤِﻴَّﺔٌ، ﻭَﺛَﻠَﺎﺙُ ﻓِﺮَﻕٍ ﻛَﺮَّﺍﻣِﻴَّﺔٌ، ﻓَﻬِﺬﻩِ ﺍِﺛْﻨَﺘَﺎﻥِ ﻭَﺳَﺒْﻌُﻮْﻥَ ﻓِﺮْﻗَﺔً .

Imam Ibnu Ruslan rahimahullaah berkata: “Ada pendapat mengemukakan bahwa secara rinci 72 golongan yang tersesat itu dapat diklasifikasikan menjadi 20 golongan. Diantara mereka termasuk golongan Rawafidh (Rafidhah), 20 sekte golongan Khawarij, 20 golongan Qadariyah, 7 golongan Murji’ah dan satu golongan Najjariyah . Mereka lebih dari 10 golongan, tetapi perpecahan kelompok-kelompok itu hanya dihitung sebagai satu sekte, dan satu golongan Haruriyah, dan satu golongan Jahmiyah , dan 3 golongan Karramiyah. Dari rincian inilah secara keseluruhan terhitung jumlah sekte adalah 72 golongan.

0 Response to "PERPECAHAN UMAT MUHAMMAD (73 GOLONGAN)"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP