120. SHOLAT SUNAH IEDUL FITRI DAN IEDUL ADHHA


Abdul Qohar > DISKUSI SANTRI

SHOLAT SUNAH IEDUL FITRI DAN IEDUL ADHHA

1. Hukum sholat ied terdapat khilaf ulama’:

a. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Malik: sunah muakkadah, maka makruh tidak melakukan sholat ied.
b. Menurut Imam Abu Hanifah: wajib ain.
c. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal: wajib kifayah.

2. Menunaikan sholat ied di masjid itu lebih utama karena kemuliaan masjid kecuali karena udzur seperti kondisi masjid sempit maka makruh dilakukan di masjid.

3. Apabila imam a’zdom menunaikan sholat ied diselain masjid maka ia sunah membuat ganti (istihlaf) pada imam pengganti yang menunaikan sholat ied bersama kaum yang lemah-lemah di masjid dan imam pengganti (kholifah) ini tidak boleh berkhutbah untuk para jama’ahnya kecuali mendapat izin dari imam a’zdom.

4. Sunah berangkat ke tempat sholat ied lewat jalan yang panjang (jauh) secara berjalan kaki dengan tenang dan pulang lewatjalan yang lebih pendek (dekat), seperti bepergian ke tempat sholat Jum’ah.

5. Sunah makan sebelum menunaikan sholat idulfitri, walaupun makan di jalan. Adapun yang lebih utama itu makan kurma dan berjumlah ganjil.

6. Sunah imsak (tidak makan dan minum) sebelum menunaikan sholat iedul adhha sampai selesei melakukan sholat karena itba’nabi.

7. Sholatiedul disyariahkan bagi:

a. Jama’ahmuslimin, maka sholat ied disunahkan berjama’ah kecuali orang haji walaupun tidak berada diMina menurut pendapat mu’tamad, maka bagi jama’ah haji disunahkan sholat iedulAdhha secara sendirian karena mereka masih sibuk dengan amal-amalhaji.
b. Orangyang sendirian, namun tidak disunahkan khutbah.
c. Musafir,orang merdeka, budak, orang banci dan wanita.
d. Wanita cantik(jamilah) walaupun tidak genit dan wanita genit (dzaatu haiah) walaupun tidak cantik sunahsholat ied di rumah, musholla atau masjid kusus wanita, tapi tidak sunahmendatangi jama’ah sholat ied yang umum buat laki-laki dan wanita di musholla,lapangan atau masjid.
e. Wanita tua (al-‘ajuuz, wanita lansia) bolehmendatangi jama’ah umum sholat ied dengan tiga sarat:
(1) mendapat izin suami,
(2) memakai pakain harian yang dipakai di rumah ketika menjalankan kesibukan(tsiyab mihnah wa khidmah), tidak memakai pakaian perhiasan (tsiyab zinah),
(3)tidak memakai pengharum atau minyak wangi.

(al-Bajuri juz I hal. 224)

قُلْـتُ وَتَحْـضُرُ الْعَـجُوْزُ...............بِإِذْنِزَوْجِـهَا يَجُـوْزُ
إِنْ لَمْ يَكُنْ لِبَاسُهَا مَشْـهُوْرَا.........أَوْصَحِبَتْ طِيْبًا فَلَا حُضُوْرَا

f. Anaklaki-laki yang sudah tamyiz, maka walinya sunah mengajaknya datang ke sholat ied.

8. Mendirikanbeberapa sholat jama’ah iedul fitri atauiedul adhha (ta’addud jama’ah ied) dalam satu desa tanpa hajat itu makruh dan bagi imam (kepala negara) atau naibnyaboleh melarang umat muslim dari mendirikan banyak jama’ah sholat ied sepertihalnya semua hal yang makruh lain.

(ReferensiKitab Al-Bajuri juz 1 hal. 224)

9. Waktu sholat ied adalah waktu di antara terbitdan pergeseran matahari ke barat. Sunah menunda pelaksanaannya sampaiketinggian matahari satu tumbak.

10. Sunah berangkat pagi-pagi (bukur) bagi selainimam untuk mengambil tempat dan menanti jama’ah sholat ied. Adapun imam sunah datang di waktu sholat ied.

11. Sunah bagi imam segera hadir di sholat ieduladhha agar luas waktu penyembelihan binatang kurban dan sunah menunda sedikit kedatangannya di sholat iedul fitri agar luas waktu membayar sedekah fitri(zakat fitrah) sebelum sholat.

12. Sholat sunah sebelum sholat ied bagi selainimam:

a. Apabila matahari telah semakin tinggi makatidak makruh melakukan sholat sunah sebelum sholat ied bagi selain imam.
b. Adapun setelah sholat ied bila tidak bisa mendengarkan khutbah maka juga tidak makruh.
c. Bila mampu mendengarkan khutbah maka makruh melakukan sholat sunah karena menjadi berpaling dari khotib secara total.

13. Adapun imam itu makruh melakukan sholat sunahsebelum dan sesudah sholat ied karena bertentangan dengan praktek Nabi MuhammadSAW. dan sebab menyibukkan diri dengan selain perkara yang lebih penting.

14. Sunah mengqodho’ sholat ied bila kehabisan waktunya karena kesunahan mengqodho’ sholat sunah yang memiliki waktu tertentu(naflu muaqqot) bila waktu telah habis. Apabila sekelompok orang adil (walaupun tidak memiliki sertifikat dari pemerintah) bersaksi melihat hilal setelahterbenam matahari atau mereka dihukumi adil setelah terbenam matahari denganrukyah hilal di malam yang telah lewat maka sholat ied dikerjakan di hari esoknya secara ada’ (bukan qodho’) karena kecerobohan mereka dengan menunda syahadahatau ta’dil.

15. Sholat ied itu dua rokaat secara ijma’ ulama’,seperti sholat yang lain dalam segi beberapa rukun, sarat dan sunahnya.

a. Minimal sholat ied: dua rokaat seperti sholatsunah wudhu’.
b. Lebih sempurna sholat ied: menambah beberapatakbir.

16. Niat sholat ied ketika takbirotul ihram danwajin ta’yin (menentukan sholat ied) dalam niat:

a. Niat sholat iedul fitri: “Nawaytu usholliirok’ataini sunnata ‘idil fitri makmuman / imaaman Alloohu Akbar.
Artinya: Akuberniat menjalankan sholat dua rokaat sunah iedul fitri sebagai makmum atauimam Alloohu Akbar.

نَوَيْتُ أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ عِيْدِ الْفِطْرِ مَأْمُوْمًا, أَوْ: إِمَامًا أَللهُ أَكْبَرُ.

b. Niat sholat iedul adhha: “Nawaytu usholliirok’ataini sunnata ‘idil adhha makmuman / imaaman Alloohu Akbar.
Artinya: Akuberniat menjalankan sholat dua rokaat sunah iedul adhha sebagai makmum atauimam Alloohu Akbar.

نَوَيْتُ أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ عِيْدِ الْأَضْحَىمَأْ مُوْمًا, أَوْ: إِمَامًا أَللهُ أَكْبَرُ.

17. Sunah membaca doa iftitah, tidak menjadihilang kesunahannya sebab membaca takbir tapi hilang kesunahannya sebab membacadoa ta’awwudz.

18. Sunah membaca takbir bila menghendaki derajatakmal:

a. Tempat takbir: setelah doa iftitah dan sebelumdoa ta’wwudz.
b. Sunah mengeraskan bacaan takbir, walaupunmakmum, walaupun qodho’ karena sholat qodho’ itu menghikayatkan sholat ada’.
c. Sunah mengangkat dua tangan lurus dua pundak (duabahu) dalam setiap takbir, seperti takbirotul ihram.
d. Apabila sambung-menyambung (muwalah)mengangkat tangan bersamaan sambung-menyambung membaca takbir maka sholat tidakbatal, walaupun menyebabkan terjadi beberapa pekerjaan yang banyak, karena halini dituntut (disunahkan).
e. Takbir sholat ied itu sebagian dari sunahhaiat, apabila meninggalkannya maka tidak sunah sujud sahwi, walaupunmeninggalkan takbir itu makruh.
f. Apabila imam meninggalkan takbir, walaupunsecara sengaja maka makmum tidak sunah membaca takbir sendiri.
g. Jumlah takbir dan bacaan lain:

1) Rokaat pertama: tujuh takbir selain takbirotulihram dan selain takbir ruku’, membaca ta’awwudz, membaca al-Fatihah danmembaca surat Surat Qof, Surat Sabbih, atau Surat al-Kafirun, walaupun imambagi selain makmum mahshurin. Qof adalah gunung yang mengelilingi dunia darilogam mulia zabarjud. Sunah membaca secara suara keras selain ta’awwudz dan doaiftitah, baik sholat ied yang ada’ atau qodho’, di malam atau siang hari.
2) Rokaat kedua: lima takbir selain takbir qiyamdan selain takbir ruku’, ta’awwudz, al-Fatihan, Surat Iqtarobat, Surat Halataaka atau Surat Ihlas secara suara keras.
h. Apabila ragu-ragu jumlah takbir maka mengambiljumlah takbir yang lebih sedikit, seperti ragu dalam jumlah rokaat.
i. Apabila imam menambah atau mengurangi takbirmaka makmum:
1) Makmum mengikuti (mutaba’ah) pada imamnyadalam segi mengurangi atau menambah takbir menurut pendapat ashoh.
2) Makmum tidak mengikuti imam dalam segimenambah takbir menurut pendapat dhoif.
j. Sunah menjadikan setiap takbir dalam satunafas.
k. Sunah meletakkan tangan kanan di atas tangankiri di bawah dada setelah tiap-tiap takbir. Apabila melepaskan dua tangan kebawah maka tidak apa-apa.
l. Sunah memisah antara tiap-tiap dua takbirseukuran ayat yang menengah (ayat mu’tadilah) seraya membaca tahlil, takbir dantamjid. Sunah membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِوَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ.

Karena sesuai dengan keadaan, kalimat ituadalah al-baaqiyaat as-shoolihaat menurut Ibnu Abbas dan jama’ah ulama’. Menurut pendapat lain kalimat itu adalah beberapa amal kebaikan yang abadi pahalanya.Bila menambah kalimat maka boleh seperti pendapat Imam al-Buwaithi. Boleh membuat pemisah dengan selain bacaan tersebut. Makruh meninggalkan dzikir ini.Tidak sunah membaca dzikir ini sebelum dan sesudah takbir karena tujuannyaadalah memisahkan antara dua takbir.

(Referensi al-Bajuri juz I hal. 226)

▷▷ Link Ngopi & Cangkruan : Caffeby Kiswah - CKW ◁◁

0 Response to "120. SHOLAT SUNAH IEDUL FITRI DAN IEDUL ADHHA"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP