355. METODE SYAIKH MURSYID MEMBIMBING MURID DALAM THORIQOH
⏩ Abdul Qohar >> DISKUSI SANTRI
1. Talqin atau baiat wirid (awrad) : oleh Guru Thoriqoh (Syaikh Mursyid kamil) karena mengandung barokah ‘adhimah.
2. Perintah taubat: Syaikh mursyid memerintahkan taubat, mengembalikan segala kedloliman, membayar hutang secara memenuhi rukun taubat dan seukuran kemampuan dan menakut-nakuti (tahdzir) untuk kembali melakukan maksiat yang pernah dilakukan.
3. Pendidikan Syariah dan Aqidah: Syaikh Mursyid mengajarkan beberapa kewajiban agama yang berupa kesucian (thoharoh), sholat, zakat, puasa, haji dll. beserta semua sarat dan rukun yang terkait serta mengajarinya aqidah ilmu tauhid ahlus sunah wal jama’ah (ASWAJA) bila murid thoriqoh masih bodoh tentang hal-hal tersebut.
4. Guru pengganti (badal): Apabila Syaikh Mursyid tidak mampu mengajarkan beberapa hal tersebut maka harus melimpahkan pembelajaran murid thoriqoh pada Guru Syariah dan aqidah yang mampu.
5. Pengarahan istiqomah syariah: Guru mengarahkan murid thoriqoh untuk rajin taat melakukan syariah yaitu ibadah sholat, puasa, dzikir dll. sesuai sarat dan rukunnya. Hal tersebut disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan murid karena Guru Thoriqoh laksana dokter yang mahir memberi resep sesuai kondisi murid suluk thoriqoh.
6. Ijtima’ Guru Mursyid: Guru mengarahkan pada murid untuk rajin suhbah, mujalasah dengan Syaikh dan berkumpul dengan teman-teman toriqoh agar memenuhi sarat metode toriqoh, yaitu: metode ijtima’, istima’ dan itba’ pada Syaikh.. Bila tidak mampu berkumpul langsung dengan Syaikh maka murid diarahkan ziarah dan wushul pada Syaikh. Karena metode tarbiyah murid thoriqoh itu tidak dengan metode infirod, sebab pertolongan atau bantuan ilmu Syaikh mursyid (madadus syaikh) pada murid bagaikan sungai kecil (as-saaqiyah) atau ember (al-qoodus), bila murid rajin merawat dan berjalan bersamanya maka sungai tetap mengalirkan air (ilmu) secara jernih dan karena wushul pada syaikh itu menunjukkan rasa Mahabbah. Hal tersebut sampai murid menjadi takwa dan istiqomah secara lahiriyah.
7. Pelajaran mujahadah, riyadloh atau tirakat: Apabila murid sudah menjadi takwa dan istiqomah secara lahiriyah maka Syaikh mengarahkan murid untuk mujahadah atau riyadloh dengan uzlah, shumtu, lapar yang mutawassith, mengosongkan hati dan fana’ dalam dzikir ISIM MUFROD yaitu: ALLOH (ألله).
8. Pelajaran Ilmu Haqiqoh bagi murid yang mampu: Bila murid betul-betul mampu tahqiq dalam fana’ maka Mursyid mengajarinya ilmu haqiqoh, pengosongan hati secara sempurna, pemutusan segala aral yang merintangi wushul (‘alaiq) dan zuhud dalam kaunain. Bila murid belum mampu tahqiq dalam fana’ maka Guru tidak mengajari ilmu haqiqoh lebih dulu tapi memerintahkannya mengurangi dzikir lisan dan amal lahiriyah serta menganjurkan memperbanyak tafakur. Kemudian bila murid tetap belum mampu menerima ilmu haqiqoh makan guru mengarahkannya untuk merusak penampilan lahiriyah (takhrib dlohir) dan tajrid yang sempurna.
9. Pengangkatan sebagai asisten Mursyid: Bila murid telah mampu merasakan dan tahqiq dalam ilmu haqiqoh maka Mursyid boleh mengangkatnya sebagai asistennya untuk membimbing murid-murid lain bila memiliki kemampuan menjadi Guru Mursyid.
(REFERENSI: KITAB FUTUHAT ILAHIYYAH HAL 328 DAN MASLAKUL ATQIYA’ WA MANHAJIL ASHFIA’).
الفتوحات الإلهية، (ص:328) لنرجع أولاً إلى عارفيهم يخبرونا كيف يسلِّك الشيخ مريده في الطريقة. يقول ابن عجيبة: إذا أتى الفقير إلى الشيخ ليأخذ بيده، فأول ما يلقنه الورد، فإن التلقين فيه بركة عظيمة...ثم يأمره بالتوبة ورد المظالم وقضاء الدين بقدر الاستطاعة، ويحذره من الرجوع إلى ما كان عليه، ثم يعلمه ما يلزمه في دينه من طهارة وصلاة وما يتعلق بذلك إن كان جاهلاً، وما يتيسر من علم التوحيد خالياً عن الدليل، فإن كان الشيخ ليس من شأنه ذلك، دفعه إلى من يعلمه، ثم يأمره بلزوم الطاعة من صلاة وصيام وذكروغير ذلك، كل واحد ما يليق به، لأن الشيخ تقدم أنه يكون طبيباً ماهراً، ثم يأمره بالصحبة ولزوم مجالسة الشيخ، والاجتماج مع الإخوان، فطريق التربية ليست طريق الانفراد، وإنما هي طريق الاجتماع والاستماع والاتباع، فمهما انفرد المريد عن الإخوان لم يكن منه شيء، فإن تعذر إقامته مع الشيخ أمره بالزيارة والوصول، فمدد الشيخ جار إلى المريد كالساقية أو القادوس، فإن كان يتعاهدها ويمشي معها بقي الماء جارياً، وإن غفل عنها تخرم الماء وانقلب مع غيره، وأيضاً الوصول إلى الشيخ يدل على المحبة...ثم يذكره أولاً بما يُصلح جوارحه الظاهرة وهي التقوى والاستقامة، فإذا صلحت جوارحه الظاهرة أمره بالعزلة والصمت والجوع المتوسط وفراغ القلب والفناء في الاسم المفرد (الله)، فإذا رآه تحقق فناؤه وكثر تعطشه فتح له شيئاً من علم الحقائق، وأمره بالتفرغ التام وقطع العلائق، والزهد في الكونين، فإذا رآه أخذته حيرة أو دهشة دفع له علم الحقيقة، وأمره بتقليل ذكر اللسان وعمل الجوارح، وشغله بالفكرة، فإذا رآه لم يقدر على علم الحقيقة، أو رآه قنع بالعلم دون الذوق، أمره بتخريب الظاهر والتجريد التام، فإذا تمكن من الحقيقة، ورسخت فيه ذوقاً وتحقيقاً أمره بإرشاد الناس إن رآه أهلاً. . هذا الذي أخذنا به وفهمناه من طريق أشياخنا وكما فى مسلك الأتقياء ومنهج الأصفياء
↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓
☆▷▷ Kalau Belum Jelas, Ada Yang Ditanyakan Atau Koreksi Kesalahan Langsung Menuju Tempat Ngopi & Cakruan Kami, Cukup Klik Disini ◁◁☆
0 Response to "355. METODE SYAIKH MURSYID MEMBIMBING MURID DALAM THORIQOH"
Post a Comment
Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang
⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧
⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩