MENGAJAR ANAK ANAK KECIL



MENGAJAR ANAK ANAK KECIL
▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔
Assalamu'alaikum mas lan mbak jhoooon yang ganteng dan cantik ... sudah ngopi kah....kalau belum monggo segera diseduh kopinya agar kita lebih bergairah lagi dalam merajuk aktifitas sehari hari... 

kesempatan dijum'at yg penuh cinta ini PGP ingin share sebuah kisah dari kiyai sepoh yang tentunya sudah masyhur di negri tercinta ini beliau adalah guru para ulama' di nusantara ini, untuk napak tilas beliau monggo kita resapi kisahnya : 

●▷ “Aku pengen ketemu Kyai Salam”,

kata Kyai Hasyim Asy’ari. Kyai Nawawi pun mengantarkan.

Kyai Abdussalam rahimahullah adalah ayahanda dari Kyai Abdullah Salam dan kakek dari Kyai Sahal Mahfudh.

Sampai di kediaman Kyai Salam, didapati tuan rumah sedang mengajar anak-anak kecil mengaji. Kyai Hasyim serta-merta menahan langkah, menyembunyikan diri dari pandangan Kyai Salam, dan menunggu. Setelah semua anak-anak kecil itu selesai ngajinya, barulah Kyai Hasyim mengucap salam, yang lantas disambut dengan suka-cita luar biasa.

Meninggalkan kediaman Kyai Salam, Kyai Hasyim kelihatan ngungun. Air matanya mengambang.

◇▷ “Ada apa, ‘Yai?” Kyai Nawawi keheranan.

Kiyai Hasyim mengendalikan tangisnya, menghela napas dalam-dalam.

●▷ “Aku punya cita-cita sudah sejak sangat lama… tapi sampai sekarang belum mampu melaksanakan… Kyai Salam malah sudah istiqomah… Aku iri…”

◇▷ “Cita-cita apa, ‘Yai?”

●▷ “Ta’liimush shibyaan…” (Mengajar anak-anak kecil).

*   *   *   *  *  *  *  *  *

Kyai Ali Ma’shum seorang ‘allaamah (sangat banyak dan dalam ilmunya) dan adiib (ahli sastra Arab) sejak remaja . Beliau diambil menantu oleh Kyai Muhammad Munawwir, Krapyak, Yogya, yang mengkhususkan diri dengan pengajaran Al Quran. Kyai Abdullah Munawwir, kakak ipar Kiyai Ali, mementingkan datang ke Lasem untuk memohon kepada Kyai Ma’shum agar Kyai Ali diijinkan tinggal di Krapyak. Mbah Ma’shum meluluskan.

Tapi setelah tinggal di Krapyak, ternyata Kyai Ali sudah “tidak kebagian santri”. Semua santri sudah disibukkan dengan kegiatan mengaji kepada guru masing-masing sehingga tak ada waktu lagi untuk mengaji kepada Kyai Ali. Selama beberapa waktu Kyai Ali “menganggur”, dan alangkah tidak nyamannya itu bagi seorang yang menanggung begitu banyak ilmu dalam dirinya.

Ditengah waktu-waktu kosong yang membosankan itu, Kiyai Ali mengamati anak-anak kecil yang asyik bemain-main, berlarian di halaman Pondok. Kyai Ali memanggil anak-anak itu, mengajak mereka bercengkerama, membagi-bagikan penganan, lalu membujuk mereka agar mau diajari mengaji. Maka mulailah Kyai Ali dengan pelajaran membaca dan menulis huruf hija’iyyah. Seiring dengan perkembangan usia, lama-kelamaan mereka siap diajari berbagi macam ilmu dan kitab-kitab, hingga akhirnya anak-anak yang tadinya berkeliaran tak karuan itu menjadi orang-orang ‘alim yang unggul ilmunya. Diantara mereka adalah junjungan-junjunganku, adik-adik ipar Kyai Ali sendiri, yaitu Kiyai Zainal Abidin Munawwir dan Kiyai Ahmad Warson Munawwir.

Menceritakan semua itu kepadaku dengan mata berkaca-kaca, Kyai Warson akhirnya berujar,

●▷ “Berjuang, yang paling berat cobaannya itu mengajar. Sedangkan mengajar, yang paling berat cobaannya itu mengajar anak-anak kecil. Lha mengajar anak-anak kecil, yang paling berat cobaannya itu mengajar… KAMU!!!

SEKIAN 

Dikolak dari : Terong Gosong

Saya tutup dengan kata2 bijak dari tukang tambal ban ⇩⇩

"Kadang kerasnya hidup membuat fikiran dan sudut pandang kita menjadi sempit, tapi asal kamu tau bahwa Sempit belum tentu memjepit dan keras tidak selalu membekas."

 Nikmati aja

↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

0 Response to "MENGAJAR ANAK ANAK KECIL"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP