CERITA ORANG–ORANG YANG TELAH MENINGGAL ( KAJIAN 19 )



★ NGAJI POSO ★ 

▷ KAJIAN : 19 ( KE-SEMBILAN BELAS) 
▷ KITAB : RISALAH AHLI SUNAH WAL JAMA'AH

#BAGIAN IV


╰●▷ TENTANG CERITA ORANG–ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA DIMANA MEREKA TETAP MAMPU DIAJAK DIALOG, MEREKA TAHU SIAPA YANG MEMANDIKANNYA, SIAPA PULA YANG MEMIKUL DAN MENGKAFANINYA, JUGA SIAPA YANG MEMASUKKANNYA KELIANG KUBUR, DAN JUGA CERITA-CERITA TENTANG BAGAIMANA ORANG YANG TELAH WAFAT ITU KEMBALI MENJALANI KEHIDUPAN BARUNYA SETELAH KEMBALINYA RUH PADA JASAD ◁●╮


Next ▷▷ Pada saat itulah lantas datang kepadanya seorang Malaikat yang tuli dan buta dengan membawa tongkat besi yang begitu besar, seandainya saja sebuah gunung dipukul dengan tongkat itu niscaya ia akan hancur lulur menjadi abu dan remukan-remukan batu.

Malaikat itupun bertandang menghajar seorang hamba itu dengan kerasnya sehingga semua makhluk yang dibumi mampu mendengarnya kecuali jin dan manusia. Kemudia ruh dan jasad seorang hamba itu kembali menyatu setelah hancur lebur dan Malaikat kembali menghajarnya. Hadits ini merupakan riwayat yang mashur dan telah diriwayatkan oleh sejumlah para Imam yang menjadi sanadnya, termasuk didalamnya adalah Imam Ahmad.

✔ Imam Al – Haramaini, Al – Faqih Abu Bakar bin al – ‘Araby dan Al-Imam Syaifuddin berkata: “Ulama Salaf al – Shalih sebelum munculnya para penentang konsepsi dasar agama, secara bulat menyepakati atas ketetapan hidupnya kembali orang-orang yang telah meninggal dunia didalam kuburnya, adanya pertanyaan dari dua orang malaikat kepada manusia dan ketetapan tentang wujudnya adzab kubur bagi orang-orang yang berdosa dan orang-orang kafir. Hal ini menjadi keyakinan yang kokoh dengan landasan firman Allah SWT :

وأحييتنا اثنتين

“Dan aku menjadikan dua kehidupan yang lain (setelah kematian )”

▷▷ Ayat ini ditafsiri dengan hidupnya kembali orang yang telah mati, karena hendak menghadapi pertanyaan dua malaikat dialam kubur. Dan hidupnya kembali orang yang mati dihari penggiringan mereka kealam makhsyar.

Oleh karena itulah dua kehidupan itu telah Allah Swt. informasikan kepada segenap manusia. Sedangkan kehidupan yang pertama yakni kehidupan didunia, Allah Swt. telah menginformasikannya kepada manusia. Namun paska munculnya orang-orang yang kontra terhadap masalah ini beberapa ulama tidak menyepakatinya, tetapi mayoritas dari ulama Salafuna al – Shalih tetap menyepakatinya.

Selanjutnya ketahuilah bahwa apa saja yang terkandung dalam hadist ini yakni keberadaan malikat maut, malaikat Mungkar Nakir, dan malaikat-malaikat yang lain, termasuk juga tempat-tempat yang yang ada dihari qiyamat nanti adalah merupakan hal-hal yang memiliki kesamaran didalam sifatnya, dan hampir saja tidak ada jalan yang cukup rasional didalam mengungkap sifat-sifat itu secara mendetil, kalau bukan karena keimanan. Oleh karenaitu seorang hamba sengaja diuji oleh Allah Swt sejauh mana kekokohan keimanannya dalam menyikapi hal-hal yang ghaib.

✔ Ulama Ahli al – Sunnah wa al- Jama’ah menyepakati bahwa orang-orang yang telah meninggal dunia dapat mengambil dua kemanfaatan yang dapat memberikan pertolongan kepadanya yakni;
1▷▷ segala bentuk usaha (ibadah) yang ia lakukan sendiri semasa hidupnya.
2▷▷ Yang kedua adalah do’a dari orang-orang mukmin, permohonan ampun mereka untuk simayyit, pahalanya shadaqah dan ganjaran ibadah haji yang dilakukan oleh ahli waris untuk mayit.

 Sedangkan tentang berbagai bentuk ibadah-ibadah yang bersifat badaniah termasuk puasa, shalat, menbaca Al – Qur’an, dan berzikir, dikalangan ulama Ahli al – Sunnah wa al – Jama’ah sendiri masih dipertentangkan.

Dalam kontroversi ini ‘Jumhuri al – Salaf al – Shaleh” menyatakan sampainya pahala – pahala yang bersifat badaniyyah yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk mayit. Tetapi sebagian dari ahli al – bid’ah itu dapatlah kita bantah dengan landasan Al – Kitab dan Al – Sunnah. Berkaitan dengan istidlal (pencarian dalil) yang menjadi alasan bagi ahli bid’ah yakni Firman Allah Swt :

وان ليس للانسان الا ما سعى

“Dan tidaklah tetap bagi manusia kecuali apa yang ia usahakan”.

Dapat lah kita tolak, bahwa sesungguhnya Allah Swt. tidaklah menangghkan pengambilan kemanfaatan seseorang atas usaha orang lain. Dan yang Allah Swt nafikan adalah orang lain tidak dapat ikut memiliki hasil usaha (ibadah) dari orang yang selainnya. Adapun apa saja yang diusahakan oleh orang lain adalah menjadi miliknya sendiri sehingga ia memiliki kebebasan , apakah ia menghendaki untuk menyerahkan pahala amal ibadahnya kepada orang lain, atau ia menetapkan pahala dari apa yang ia usahakan itu untuk dirinya sendiri.

 Dalam hal ini jelaslah bahwa Allah Swt tidak menyatakan bahwa sesungguhnya seseorang itu tidak boleh mengambil kemanfaatan sama sekali kecuali terhadap apa yang ia usahakan sendiri.

Keterangan ini adalah merupakan akhir dari isi kitab yang saya karang “Wallahu A’lam bi al – Shawab”, dan hanya kepada Allahlah tempat kembali, dan Dia-lah Dzat Yang memberikan kecukupan kepadaku. Dan sebaik-baiknya Dzat yang diserahi segala urusan. “Laa Haula walaa Quwwata illa billahi al – ‘Aliyyi al – ‘adzimi” Tidaklah ada kekuatan untuk dapat menghindari segala bentuk kemaksiatan dan kesanggupan dalam memenuhi segala bentuk ketaatan dalam beribadah kecuali hanya dengan pertolongan Allah Swt Dzat yang Maha Luhur dan Maha Agung.

★ Mudah-mudahan shalawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. segenap keluarganya dan pengikut-pengikutnya yang tetap berpegang teguh kepada kebaikan hingga hari qiamat nanti.★

“Wa al – Hamdulillahi Rabbi al – ‘Alamiin”

◁◁ TAMAT / KHATAM▷▷

{SEKIAN & SEMOGA BERMANFAAT}


Dengan berakhirnya bab ini berakhir pula kajian kitab niki dan semoga kita bisa menggambil hikmah dari kajian kitab ini, manfaat untuk kita, kluarga dan semuanya, dan kl ada kesalahan kami admin PGP minta maaf yang sebesar besarnya dan semoga poro konco sudi untuk mengoreisinya. ... 


dan semoga juga puasa kita yang hampir selesai ini semuanya mendapat ridho dr Alloh Swt. AMIIN..... 

TTD

Tukang tambal ban

TEKS ARAB
=========

فيقبض له ملك أصم أبكم معه مرزبة لو ضربت بها جبل صار ترابا أو رميما، فيضربه ضربة يسمعها الخلائق إلا الثقلين، ثم تعاد فيه الروح، فيضربه ضربة أخرى}. وهذا الحديث أخرجه جماعة من الأئمة في مسانيدهم، منهم الإمام أحمد.
     وقال إمام الحرمين والفقيه أبو بكر بن العربي والإمام سيف الدين الآمدي: اتفق سلف الأمة قبل ظهور المخالف، وأكثرهم بعد ظهوره على إثبات أحياء الموتى في قبورهم، ومسألة الملكين لهم، وإثبات عذاب القبر للمجرمين والكافرين، وقوله تعالى: {وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ} أي حياة المسألة في القبر وحياة الحشر، لأنهما حياتان عرفوا الله بهما، والحياة الأولى في الدنيا لم يعرفوا الله بها.
     ثم اعلم أن ما تضمنه هذا الحديث، من ملك الموت ومنكر ونكير وغيرهم ومنازل الآخرة من الأمور المتشابهات وصفا، لا طريق لأحد في إدراك شيء من أوصافها بالعقل، فيكون العبد به مبتلى بنفس الإعتقاد لا غير، وأن أهل السنة اتفقوا على أن الأموات ينتفعون من سعي الأحياء بأمرين: أحدهما ما تسبب إليه الميت في حياته، والثاني دعاء المسلمين و استغفارهم له والصدقة والحج عنه. واختلفوا في العبادات البدنية كالصوم والصلاة وقراءة القرآن والذكر، فذهب جمهور السلف إلى وصولها، وذهب أهل البدع إلى عدم وصول شيء البتة، لا الدعاء ولا غيره. وقوله مردود بالكتاب والسنة، و استدلاله بقوله تعالى: {وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى} مدفوع بأنه سبحانه وتعالى لم ينف انتفاع الرجل بسعي غيره، وإنما نفى ملك غير سعيه. و أما سعي غيره  فهو ملك لساعيه، فإن شاء أن يبذله لغيره، و إن شاء أن يبقيه لنفسه، وهو سبحانه وتعالى لم إنه لا ينتفع إلا بما سعى.
     و هذا آخر الكتاب. والله أعلم بالصواب، وإليه المرجع و المآب، وهو حسبي ونعم الوكيل، ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. وصلى الله على سيدنا محمد و على آله وأصحابه  والتابعين وتابع التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. والحمد لله رب العالمين.

0 Response to " CERITA ORANG–ORANG YANG TELAH MENINGGAL ( KAJIAN 19 )"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP