32. HUKUM KERJASAMA TERNAK (GADU/MARO)


PERTANYAAN :

▶ Abdul Wahib > ‎CAFFEBI DALWA

aku pernah denger hukum gaduhke hewan dimana yg memelihara dapat upah anak.tolong jelaskan gus

JAWAB :

■▷ Jack Shona Al Chilmi

Berikut KEPUTUSAN PENGURUS BESAR MUKTAMAR NASIONALPada tanggal 21-25 Syawal 1379 H. /18-22 April di Jakarta :
Hukum akad tersebut tidak SYAH sebab anak dan tambahan itu bukan dari pekerjaan pemeliharaan tersebut.

تتمة لو أعطى شخص آخر دابة ليعمل عليها أو يتعهدها وفوائدها بينهما لم يصح العقد لأنه في الأولى يمكنه إيجار الدابة فلا حاجة إلى إيراد عقد عليها فيه غرر وفي الثانية الفوائد لا تحصل بعمله ولو أعطاها له ليعلفها من عنده بنصف درها ففعل ضمن له المالك العلف وضمن الآخر للمالك نصف الدر وهو القدر المشروط له لحصوله بحكم بيع فاسد ولا يضمن الدابة لأنها غير مقابلة بعوض وإن قال لتعلفها بنصفها ففعل فالنصف المشروط مضمون على العالف لحصوله بحكم الشراء الفاسد دون النصف الآخر

PUNGKASAN

Jika ada orang lain memberikan seekor ternak untuk dipekerjakan atau di pelihara dan keuntungannya untuk mereka berdua (si pemilik ternak dan pengembala) maka akadnya TIDAK SAH

Karena pada contoh yang pertama menyewakan hewan, maka tidak ada hajat (tidak perlu) mendatangkan aqad lagi atas hewannya yang dapat mengandung ghoror/penipuan.

Sedang pada contoh yang kedua keuntungan-keuntungan tersebut tidak bisa diperoleh hanya dengan mengerjakannya.

Seandainya seseorang memberikan hewan piaraannya kepada orang lain untuk dipekerjakan dengan memperoleh separoh separo susunya dan orang tersebut kemudian mengerjakannya, maka si pemilik harus menjamn pakannyasedangkan pihak pekerjanya mengambil separoh dari dari susu tersebut.

Itulah ukuran yang disyaratkan, karena sipekerja mendapatkan keuntunganberdasarkan transaksi yang rusak, Ia juga tidak di bebani untuk menanggung hewan ternak tersebut karena hewan tidak bisa di nilai imbalannya.

Jika pemilik berkata “Agar anda memberi pakan dengan imbalan, anda mendapatkan separoh dari hasilnya” kemudian si penggembala melaksanakan, separoh dari yang disyaratkan itu menjadi tanggunganpemberi pakan sebagai konsekuensi yang rusak untuk memberikanseparoh hasilnya pada pemilik ternak. [ Iqna Li as-Syarbiiny II/356 ].


■▷ Jack Shona Al Chilmi

Tidak sah, yang membuat tidak sah adalah ketidak jelasan nominal ujrohnya, dan kelanjutannya adalah seluruh anak kambing ataupun hasil penjualan lembu diatas menjadi hak milik Ahmad, sedangkan Umar berhak mendapatkan ujroh mitsil (upah yang sepadan) atas kerjanya merawat kambing ataupun lembu diatas. Keterangan dari Kitab Hamisy Bujairimi 'Alal Khothib III / 193

وعبارته : تَتِمَّةٌ: لَوْ أَعْطَى شَخْصٌ آخَرَ دَابَّةً لِيَعْمَلَ عَلَيْهَا, أَوْ يَتَعَهَّدَهَا وَفَوَائِدُهَا بَيْنَهُمَا لَمْ يَصِحَّ الْعَقْدُ ; لِأَنَّهُ فِي الْأُولَى يُمْكِنُهُ إيجَارُ الدَّابَّةِ فَلَا حَاجَةَ إلَى إيرَادِ عَقْدٍ عَلَيْهَا فِيهِ غَرَرٌ, وَفِي الثَّانِيَةِ الْفَوَائِدُ لَا تَحْصُلُ بِعَمَلِهِ. وَلَوْ أَعْطَاهَا لَهُ لِيَعْلِفَهَا مِنْ عِنْدِهِ بِنِصْفِ دَرِّهَا فَفَعَلَ ضَمِنَ لَهُ الْمَالِكُ الْعَلَفَ, وَضَمِنَ الْآخَرُ لِلْمَالِكِ نِصْفَ الدَّرِّ وَهُوَ الْقَدْرُ الْمَشْرُوطُ لَهُ لِحُصُولِهِ بِحُكْمِ بَيْعٍ فَاسِدٍ, وَلَا يَضْمَنُ الدَّابَّةَ ; لِأَنَّهَا غَيْرُ مُقَابَلَةٍ بَعُوضٍ. وَإِنْ قَالَ: لِتَعْلِفْهَا بِنِصْفِهَا فَفَعَلَ فَالنِّصْفُ الْمَشْرُوطُ مَضْمُونٌ عَلَى الْعَالِفِ لِحُصُولِهِ بِحُكْمِ الشِّرَاءِ الْفَاسِدِ دُونَ النِّصْفِ الْآخَرِ ـ اهـ الإقناع هامش البجيرمى على الخطيب الجزء الثالث ص ١٩٣

قَوْلُهُ: (دُونَ النِّصْفِ الْآخَرِ) أَيْ ; لِأَنَّهُ حُكْمُ الْأَمَانَةِ فِي يَدِهِ, وَلَعَلَّ هَذَا وَمَا قَبْلَهُ فِيمَا إذَا لَمْ يَسْتَعْمِلُ الدَّابَّةَ ق ل. فَرْعٌ: لَوْ قَالَ شَخْصٌ لِآخَرَ: سَمِّنْ هَذِهِ الشَّاةَ وَلَك نِصْفُهَا أَوْ هَاتَيْنِ عَلَى أَنَّ لَك إحْدَاهُمَا, لَمْ يَصِحَّ ذَلِكَ وَاسْتَحَقَّ أُجْرَةَ الْمِثْلِ لِلنِّصْفِ الَّذِي سَمَّنَهُ لِلْمَالِكِ. وَهَذِهِ الْحَالَةُ مِمَّا عَمَّتْ بِهِ الْبَلْوَى فِي الْفَرَارِيجِ بِدَفْعِ كَاشِفِ الْبَرِيَّةِ أَوْ مُلْتَزِمِ الْبَلَدِ لِبَعْضِ أَهْلِ الْبُيُوتِ الْمِائَةَ أَوْ الْأَكْثَرَ أَوْ أَقَلَّ, وَيَقُولُ لَهُمْ: رَبُّوهَا وَلَكُمْ نِصْفُهَا ; فَيَجِبُ عَلَى وَلِيِّ الْأَمْرِ وَمَنْ لَهُ قُدْرَةٌ عَلَى مَنْعِ ذَلِكَ أَنْ يَمْنَعَ مَنْ يَفْعَلُ هَكَذَا ;
____________________

■▷ Widodo Kusumo

Masalah nggadoh ada kitab yg ditulis oleh al-Allamah al-Faqih as-Syaikh Muhammad Barizi Fathulloh pengasuh PP. LANBULAN Sampang Madura yg berjudul al-Kaukabul Aghorr fi Bayani Ibahati 'Aruyatil Baqor. Kitab ini mengupas tuntas kebiasaan ngadoh yg sudah kadung mengakar di masyarakat

Menurut Syaikg Barizi memandang akad ini sudah sangat marak dan mewabah dimasyarakat luas (umumul balwa), maka solusinya adalah dg meng-'ariyah-kan induknya dan meng-ibahah-kan (menggratiskan) anaknya.
_____________

■▷ البيهقي

Pendapat saya..

memberi semacam sapi untuk kemudian dipelihara dg hasil (anaknya) diparo, ini tidak boleh karena tidak diketahui ujrohnya.

سوال: ما قولكم فيمن دفع لآخر نحو بقرة ليتعهدها علي ان يكون المالك والعامل مشتركين في نتاجها نصفا بنصف فما حكمه؟
الجواب: حكمه غير جائز لانه نوع من الاجارة ولكنه مجهول الاجرة فلا يجوز وللعامل اجرة مثله اذا عمل طامعا مع العلم بان تعاطي هذا العقد حرام لان تعاطي العقود الفاسدة حرام وهذا منها والله اعلم.
Qurratul 'Ain bi Fatawa Ismail Zain 135-136

Rencana sy juga mau ngadohne kambing, dan setelah sy pikir begini solusinya:

Anda sy bayar 10rb per-hari. Kalo nnt si kambing ini beranak aku kasih upah mu dengan menjual kambing ini. Nah, setelah anak itu beranak kambing itu dijual atau diberikan pada si penggado dg bilang: Ini upah mu sekalian bonus.
Tp konsekwensinya kalo tidak beranak kita rugi.
__________________

■▷ البيهقي

‪#‎widodo‬ coba dijelaskan gus mengariyahkan? bagaiamana bisa masuk ariyah? wong si penggado wajib menggembalakannya.

■▷ Widodo Kusumo

Dalam 'ariyah memang yg berkewajiban atas biaya mu'ar adalah mu'ir. Itu memang betul. Dalam kasus ini memang helah (rekayasa) spy akad yg sudah demikian mewabah ini sah adalah sebagaimana yg sy sebutkan di atas. Tentang hal biaya itu, si musta'ir tabarru' dg membiayai mu'ar selama mu'ar ada ditanganya (dipinjam).

Syaikh Barizy Fathulloh merupakan murid kesayangan Syaikh Ismail Zein yg Fatwanya jenengan kutip. Beliau diakui kefaqihanya termasuk oleh gurunya sendiri.

Seangkatan dg Syaikh Nuruddin al-Banjari, daiyah masyhur di Malaysia, yg mengumpulkan fatwa-fatwanya Syaikh Ismail unt dibukukan atas perintah sang guru
______________


■▷ Nafiel Muhammad

solusi tanpa ibarot:

saya rawatkan kambing ini dlm setahun dengan upah setiap bulan 50ribu dibayar 12bulan kemudian,

jika dlm setahun tidak beranak, kambing kita jual dan kita upah 50rbX12bulan.

jika beranak dua,
kita jual pada perawat satu dg harga kesepakatan,

dan begitu sampai 1 th, kemudian kita perbarui aqad seperti semula, atau kita selesaikan.

dg begitu tidak ada yg dirugikan
dan proses aqad sah.

▷▷Widodo Kusumo @ ahsantum .. saya lbh sependapat dan tidak sah, adapun pendapat syech barizi ra, niku terkesan takalluf, ....

1. sangat marak dan mewabah dimasyarakat luas (umumul balwa).
perlu dikaji ulang, tolak ukur umumul balwa.

2. tabarru' dg iming iming hibah,
mekanis aqad yg diambil itu makna bukan prosedur
العبرة في العقود بالمعاني لا بالمباني.

mungkin ini pandangan saya yg awam
_____________

■▷ Widodo Kusumo

Iya memang hukum asal tdk sah. Dikatakan ijaroh, jualah ataupun bai', semuanya fasid dg alasan masing-masing. Dalam fiqih ada iatilah helah (merekayasa aqad dr yg tdk sah supaya bisa sah). Termasuk helah riba. Kasihan orang awam dg akad yg sudah menjamur di mana-mana, kasihan orang awam nanti berdosa semua.

Helah bisa jenegan buka dalam Fawaidul Janiyyah Syaikh Yasin al-Fadany, hal 100-101. Helah riba dalam Taqrirot Sadidah II, hal 27
_________________

■▷ البيهقي

(kembali ke topik)
tanpa mengurangi rasa takdzim pada syeh Barizi dengan fatwanya, kalo sy cenderung tidak sah dan mengganti transaksinya, dengan begitu setidaknya sudah berdakwah, adapun mereka tidak mengerti, perlu kiranya kita memberitahu, dengan cara ngobrol dg penggaduh. bukan meng-helah akadnya. sebab seingat sy: riba yg dihelah dengan model nadzar (org yg pinjam ber-nadzar untuk mengembalikan lebih) itu secara dzahirnya saja yg boleh, tp scr hakikatnya tetap haram. seperti disebutkan dalam Bughyah

■▷ Widodo Kusumo

Syekh Barizi pun juga sama dg gurunya Syaikh Ismail Zein menyatakan tidak sah, baik dimasukkan akad ijaroh ataupun yg lain. Beliau pada akhirnya memberikan solusi (helah) biar akad bisa sah maka dg cara tadi.

■▷ البيهقي

lebih baik meng-helah / memberi pengertian pada penggaduh?

اما من حيث باطن فحرام كما نص عليه الفحول المتقون من العلماء الجامعين بين الظاهر والباطن كالقطب الحداد وغيره اذ كل قرض جر ربحا فهو ربا

▷▷ Link Ngopi & Cangkruan : Caffeby Dalwa ◁◁


0 Response to "32. HUKUM KERJASAMA TERNAK (GADU/MARO)"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP