17. KEWAJIBAN ULAMA’, KYAI, USTADZ, GURU DAN HAKIM DALAM SISTIM PENDIDIKAN SYARIAH


■▷ Abdul Qohar :

1. Tidak halal bagi orang alim menyebutkan suatu masalah pada orang awam yangdiketahui ia akan terjerumus dalam gegabah (tasahul) dalam agama dan jatuhdalam kerusakan.

2. Ilmu itu ada 3 macam:
a. Ilmu nafi’ (manfaat): seperti beberapa wajibain yang wajib diterangkan pada setiap orang mukallaf.
b. Ilmu dhorr (bahaya): seperti ilmu rekayasamenggugurkan zakat, setiap ilmu yang mencocoki pada hawa nafsu dan meraup padaharta rosokan duniawi. Ilmu bahaya ini tidak boleh diterangkan pada orang awamyang diketahui akan mengamalkannya atau akan mengajarkannya pada orang awam lain yang akan mengamalkannya.
c. Ilmu nafi’ dan dhorr (mengandung manfaat danbahaya): apabila unggul manfaatnya maka boleh diterangkan dan bila tidak unggulmanfaatnya maka tidak boleh diterangkan.

3. Wajib bagi para ulama’ dan para hakim (qodhi) mengajar para orang awam yangmasih bodoh (ta’lim juhhal) tentang beberapa kewajiban yang berupa:
a. Ilmu yang mengesahkan Islam mereka berupabeberapa aqidah (ahlu sunah wal jama’ah).
b. Ilmu yang mengesahkan sholat dan puasa daribeberapa hukum yang zhohir, begitu pula ilmu zakat dan haji ketika telah wajibatas mereka. (Referensi Bughyah Mustarsyidin hal. 5)

4. Apabila orang mukallaf yang alim melihat orang lain hendak semisal ibadahsholat sedangkan di baju, badan atau tempatnya terdapat najis yang tidakdimaafkan maka wajib baginya memberitahukan (i’lam) padanya karena amar ma’rufitu untuk menghilangkan kerusakan walaupun tidak maksiat, sebagaimana pendapatSyaikh al-Izzu Abdissalam.

5. Apabila orang mukallaf melihat anak kecil laki-laki berzina dengan anakkecil perempuan maka wajib melarangnya, karena amar ma’ruf tidak tergantungpada maksiat. (Ianatut Tholibin)

6. Wajib bagi orang alim mengajari (ta’lim) pada orang lain yang merusakkanpada perkara wajib dalam ibadahnya menurut pendapat imam mujtahid yangditaqlidi secara:
a. Wajib kifayah: bila di kawasan itu terdapatorang alim lain yang mengetahui dan menunaikan ta’lim itu.
b. Wajib ain: bila di tempat tersebut tidak adaorang alim lain yang menjalankan kewajiban ta’lim itu atau ada orang alim laintapi tidak mau berta’lim.

7. Apabila tugas ta’lim itu bisa ternilei dengan ongkos (ujroh) maka ta’lim tidak wajib atas dirinya kecuali dengan ongkosmenurut pendapat mu’tamad. (Tuhfatul Muhtaj, Fathul Muin dan Ianatut Tholibin)


1. تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 6 / ص 353)وَلَوْ رَأَى مَنْ يُرِيدُ نَحْوَ صَلَاةٍ وَبِثَوْبِهِ نَجِسٌغَيْرُ مَعْفُوٍّ عَنْهُ لَزِمَهُ إعْلَامُهُ لِأَنَّ الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ لِزَوَالِالْمَفْسَدَةِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ عِصْيَانٌ كَمَا قَالَهُ الْعِزُّ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ، وَكَذَايَلْزَمُهُ تَعْلِيمُ مَنْ رَآهُ يُخِلُّ بِوَاجِبِ عِبَادَةٍ فِي رَأْيِ مُقَلَّدِهِ كِفَايَةً إنْ كَانَ ثَمَّ غَيْرُهُ يَقُومُ بِهِ وَإِلَّا فَعَيْنًانَعَمْ إنْ قُوبِلَ ذَلِكَ بِأُجْرَةٍ لَمْ يَلْزَمْهُ إلَّا بِهَا عَلَى الْمُعْتَمَدِ. ( قَوْلُهُ وَلَوْ رَأَى ) إلَى قَوْلِهِ وَكَذَا فِي الْمُغْنِي وَإِلَى الْفَصْلِفِي النِّهَايَةِ ( قَوْلُهُ وَلَوْ رَأَى ) أَيْ مُكَلَّفٌ عِبَارَةُ النِّهَايَةِوَالْمُغْنِي رَأَيْنَا ( قَوْلُهُ مَنْ يُرِيدُ نَحْوَ صَلَاةٍ وَبِثَوْبِهِ إلَخْ) عِبَارَةُ شَيْخِنَا كَمَا مَرَّتْ وَلَوْ رَأَيْنَا نَجِسًا فِي ثَوْبِ مَنْ يُصَلِّيأَوْ فِي بَدَنِهِ أَوْ مَكَانِهِ لَمْ يَعْلَمْهُ وَجَبَ عَلَيْنَا إعْلَامُهُ إنْعَلِمْنَا أَنَّ ذَلِكَ مُبْطِلٌ فِي مَذْهَبِهِ إلَخْ ( قَوْلُهُ لِزَوَالِ الْمَفْسَدَةِ) خَبَرُ أَنَّ ( قَوْلُهُ وَكَذَا يَلْزَمُهُ ) أَيْ الْمُكَلَّفَ ( قَوْلُهُ إنْكَانَ ثَمَّ غَيْرُهُ ) أَيْ وَرَآهُ ذَلِكَ الْغَيْرُ أَيْضًا فَلَا فَائِدَةَ فِيوُجُودِهِ بَصْرِيٌّ عِبَارَةُ ع ش أَيْ وَلَمْ يَعْلَمْ أَيْ الرَّائِي مِنْهُ أَيْمِنْ الْغَيْرِ أَنَّهُ لَا يَعْلَمُهُ وَلَا يُرْشِدُهُ لِلصَّوَابِ وَإِلَّا فَيَصِيرُفِي حَقِّهِ عَيْنًا ؛ لِأَنَّ وُجُودَ مَنْ ذَكَرَ وَعَدَمَهُ سَوَاءٌ ا هـ .
2. بغية المسترشدين - (مسألة : ي) : لا يحل لعالم أن يذكر مسألة لمنيعلم أنه يقع بمعرفتها في تساهل في الدين ووقوع في مفسدة ، إذ العلم إما نافع : كالواجباتالعينية يجب ذكره لكل أحد ، أو ضار : كالحيل المسقطة للزكاة ، وكل ما يوافق الهوى ويجلبحطام

▷▷ Link Ngopi & Cangkruan : Caffeby Dalwa ◁◁

0 Response to "17. KEWAJIBAN ULAMA’, KYAI, USTADZ, GURU DAN HAKIM DALAM SISTIM PENDIDIKAN SYARIAH"

Post a Comment

Monggo yang mau berkomentar baik itu kritik, saran, masukan, atau motivasi, asal tak ada unsur Caci mencaci, Pelecehan agama, Pelecehan seksual dan Merayu istri orang

⇧ ISI KOMENTAR FACEBOOK DIATAS ITU ⇧

⇩ ISI JUGA KOMENTAR DIBAWAH INI ⇩

IKUTI FANS PAGE PGP